Pagi Tadi, Gunung Anak Krakatau Empat Kali Erupsi

Pantauan Gunung Anak Krakatau/ Ist
Pantauan Gunung Anak Krakatau/ Ist

Gunung Anak Krakatau (GAK) yang saat ini berada di Level II atau Waspada, mengalami empat kali erupsi pada Jumat (25/3) pagi. Tepatnya pada pukul 05.33, 07.47, 08.09 dan 09.55 WIB.

Keempat erupsi tersebut terekam melalui seismogram. Erupsi pertama pada pukul 05.33 WIB yakni dengan amplitudo maksimum 56 mm dan durasi maksimum sekira 176 detik atau 2 menit 56 detik.

Sementara itu, erupsi kedua yang terjadi pada pukul 07.47 WIB, terekam dengan data amplitudo maksimum yang sama dengan erupsi pertama namun berdurasi 49 detik.

Untuk erupsi ketiga yang terekam pada seismogram dengan amplitudo maksimum sebesar 60 mm dan berdurasi 122 detik atau 2 menit 2 detik.

“Visual langsung dari CCTV teramati erupsi dengan warna asap erupsi hitam pekat 2000 meter dari puncak gunung berapi, arah angin pelan ke timur,” tulis keterangan magma.vsi.esdm.go.id terkait erupsi GAK pukul 05.33 WIB. 

Perkiraan tinggi kolom abu saat erupsi pertama adalah sekitar 6.902 FT atau 2.157 meter di atas permukaan laut.

Sedangkan, visual langsung erupsi kedua dari tampilan CCTV teramati erupsi dengan warna asap hitam pekat setinggi 1.000 meter dari puncak gunung atau tinggi kolom abu sekitar 3.702 FT atau 1.157 meter di atas permukaan laut.

Pada erupsi ketiga, visual langsung dari CCTV teramati warna erupsi asap hitam pekat dengan tinggi 1.500 meter dari atas gunung dan arah angin pelan ke timur.

Perkiraan puncak awan abu adalah sekitar 5.302 FT atau 1.657 meter di atas permukaan laut.

Kepala Pos Pantau Gunung Anak Krakatau Desa Hargo Pancuran, Andi Suardi, mengatakan erupsi keempat pukul 09:55 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 1500 m di atas puncak (± 1657 m di atas permukaan laut). 

"Kolom abu teramati berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 57 mm dan durasi 104 detik," ujarnya. 

Sehari sebelumnya, gunung berapi yang berada di Selat Sunda itu sudah dua kali mengalami erupsi hingga Kamis siang. Hingga saat ini, masyarakat maupun wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 2 km dari kawah.