Narasi Sejarah di Lokasi Wisata Kota Palembang Masih Minim

Tourism Webinar Palembang Darussalam Heritage dengan tema History and Heritage Of Palembang Darussalam, Sabtu (10/7). (Dudy Oskandar/rmolsumsel.id)
Tourism Webinar Palembang Darussalam Heritage dengan tema History and Heritage Of Palembang Darussalam, Sabtu (10/7). (Dudy Oskandar/rmolsumsel.id)

Kota Palembang kental akan sejarah kejayaan masa lampau. Mulai dari Kerajaan Sriwijaya hingga Kesultanan Palembang Darussalam. Peninggalan kerajaan ini pun saat ini banyak yang dijadikan objek wisata. Namun sayangnya, narasi sejarah dari objek wisata tersebut masih minim.


“Seperti Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo. Itu peninggalan dari Kesultanan Palembang Darussalam. Narasinya juga kurang, khan bisa dijelaskan sejarahnya seperti marmer Masjid Agung dari mana, jadi ini bisa menjadi daya tarik wisatawan ke Palembang,” kata Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R.M.Fauwaz Diradja  saat menjadi pemateri Tourism Webinar Palembang Darussalam Heritage dengan tema History and Heritage Of Palembang Darussalam, Sabtu (10/7).

Untuk itu, ia mengajak pelaku wisata di Palembang seperti Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumsel membuat  narasi-narasi sejarah di tempat objek wisata sejarah yang ada di Kota Palembang. “Kami dari Kesultanan Palembang Darussalam siap berkoordinasi dengan semua pihak. Ada budayawan, sejarawan yang bisa membantu, kita siap untuk bersinergi,” katanya.

Selain itu, ia menilai objek wisata di Kota Palembang juga tidak dilengkapi dengan spot selfie. Maka menurutnya kedepan  baik narasi sejarah dan spot selfy ditempat wisata di kota Palembang harus mulai dibenahi dan menjadi kerja bersama terutama kalangan mahasiswa pariwisata yang ada di Sumsel.

Sekretaris DPD Asita Sumatera Selatan (Sumsel) Ari Afrizal mengatakan banyak destinasi wisata Kesultanan Palembang Darussalam di Palembang yang bisa diunggulkan. “Karena  segmen kita ke Asia, banyak wisatawan dari Malasyia, Singapura  suka melihat sejarah di Palembang,” katanya.

Karena itu Ari mengajak kalangan mahasiswa pariwisata untuk bisa mempelajari  biro perjalanan terutama sejarah yang ada di kota Palembang, apalagi pengembangan biro perjalanan kedepan lebih banyak ke online.

“Sebaiknya pengetahuan kita dikombinasikan antara digital dan dengan apa yang kita ketahui, dibuat cerita-cerita sejarah dimasukkan dalam  blog, Medsos, FB, IG terhadap objek destinasi wisata sejarah tersebut di Palembang,” pungkasnya.