Minim TPS, Warga Pilih Buang Sampah di Trotoar

Salah satu kondisi pinggiran jalan yang dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. (Mita Rosmita/rmolsumsel.id)
Salah satu kondisi pinggiran jalan yang dijadikan sebagai tempat pembuangan sampah. (Mita Rosmita/rmolsumsel.id)

Minimnya tempat pembuangan sampah di kota Palembang membuat sejumlah masyarakat, khususnya yang bertempat tinggal di Kecamatan Seberang Ulu I terpaksa melabuhkan limbah rumah tangga mereka ke trotoar jalan protokol KH Wahid Hasyim Palembang.


Berdasarkan pengamatan langsung yang dilakukan kantor berita Rmol Sumsel, setiap hari tumpukan bungkus plastik berisikan sampah hampir mendominasi pemandangan yang terlihat pada pembatas jalan lintas tersebut. 

Salah seorang warga yang juga baru meninggalkan limbah rumah tangga di trotoar yang hampir berdekatan dengan Jembatan Ogan Palembang, Sumar, 42, mengatakan bahwa dirinya terpaksa membuang sampah di sana, mengingat minimnya tempat pembuangan sampah di sekitar tempat tinggalnya.

"Sebetulnyo kami dak galak (tidak mau) buang sampah di sini, cuma cakmano (bagaiman) lagi, di gang dak ado yang nyedioke (menyediakan) bak sampah. Di sini ado, tapi jaraknyo jauh-jauh," katanya saat dibincangi jurnalis Rmol Sumsel, Jumat (8/10).

Selain itu dia juga menambahkan, dengan minimnya pengadaan bak sampah membuat warga hanya memiliki dua pilihan, yakni membuang sampah di trotoar yang jaraknya tidaj begitu jauh dari tempat tinggal atau ke sungai.

"Bagi sebagian wong yang punyo motor mungkin biso jangkau tempat pembuangan yang jaraknyo lumayan jauh ini. Tapi kalau ibu rumah tangga nih kebanyakan kalau dak buang di sini, yo ke sungai," jelasnya.

Sumar turut mengaku bahwa produksi limbah rumah tangganya dalam sehari lumayan banyak, ditambah lagi dengan sampah-sampah dari usaha warung makan kecil yang dia punya. 

"Sehari mungkin biso 2 sampai 3 bungkus sampah, belum lagi dari sampah jualan aku," katanya lagi.

Selanjutnya dia berharap bahwa pemerintah bukan hanya menekan masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran buang sampah pada tempatnya, sejalan dengan imbauan itu menurutnya lebih baik bila pemerintah juga menyanggupi ketersediaan bak sampah dengan jumlah yang banyak.

"Sebetulnyo kalau bak sampah banyak, apo yang disampaikan pemerintah soal buang sampah sembarangan itu biso terlaksana. Sebab kami jugo dak seneng kalau dimano-mano banyak sampah," ungkapnya.

Diwaktu berbeda, salah seorang petugas kebersihan mengataka bahwa benar dia dan rekannya hampir setiap pagi memungut tumpukan sampah yang ada di trotoar.

"Bener kami setiap pagi ngangkut sampah di sini. Jumlahlah cukup banyak, hampir sepanjang trotoar," ujarnya.

Tidak hanya di trotoar, dirinya juga turut memindahkan sampah yang ada di tempat pembuangan sementara ke truk sampah dinas kebersihan kota tersebut untuk dibawa ke TPA Sukawinatan.

"Sampah ini dibuang ke TPA Sukawinatan, selain di trotoar pasti ngangkut yang di bak juga. Tapi sayangnya bak sampah juga kadang kepenuhan, jadi sampah banyak yang berserakan ke jalan. Parahnya kalau pas lagi hujan, sampah ini bisa kebawa air kalau," tutupnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Palembang, Alex Fernandus tidak dapat dihubungi terkait dengan keluhan warga tersebut. Namun, dia beberapa waktu lalu sempat mengatakan jika pembangunan Tempat Pembangunan Sampah (TPS) tidak bisa sembarangan. Karena, harus melihat kondisi dan kebutuhan di lapangan. Selain itu, juga saat ini terkendala oleh anggaran dan lahan sehingga sampah langsung diangkut ke TPA Sukawinatan. 

“Satu TPS itu biasanya dibangun jika ada 300 warga di sekitar sana. Tapi, skalanya bermacam. Jadi bisa saja dua kecamatan satu TPS, jika TPS-nya besar,” pungkasnya.