Menko Airlangga: Ekonomi Tahun Depan Bergantung Keberhasilan Pengendalian Pandemi dan Respon Kebijakan yang Tepat

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di acara Indonesia Business Forum TV One, Selasa malam, 29 Desember 2021./Repro
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di acara Indonesia Business Forum TV One, Selasa malam, 29 Desember 2021./Repro

Melihat momentum pemulihan ekonomi saat ini serta sejumlah faktor domestik maupun global, perekonomian Indonesia diprediksi tumbuh 5,2% pada tahun depan.


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, target pertumbuhan ekonomi 5,2% itu sejalan dengan proyeksi dari sejumlah lembaga internasional seperti IMF (5,9%), OECD (5,2%), dan World Bank (5,2%).

“Proyeksi itu akan bisa dicapai dengan catatan kondisi kesehatan stabil, dan nilai ekspor naiknya besar karena harga komoditas sedang tinggi. Tapi momentum ini harus dilihat dalam 6 bulan pertama dulu untuk bisa memutuskan kebijakan selanjutnya,” kata Airlangga di acara Indonesia Business Forum TV One, Selasa malam (29/12).

Airlangga menambahkan, pada Triwulan IV-2021, ekonomi diprediksi tumbuh di atas 5%. Dengan demikian, secara tahun penuh, pertumbuhan ekonomi 2021 akan berkisar diangka 3,7% sampai dengan 4.0%.

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tahun depan tetap akan bergantung pada keberhasilan pengendalian pandemi yang didukung kedisiplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan, menjalankan vaksinasi, dan membatasi kerumunan.

“Yang tak kalah penting, respon kebijakan ekonomi yang tepat dari sisi fiskal dan moneter serta penciptaan lapangan kerja dan kesiapan bertransformasi,” ujar dia.

Airlangga pun membeberkan empat mesin ekonomi yang akan menggerakkan ekonomi pada tahun depan.

“Kalau dari APBN capaiannya maksimal, kemudian dari segi investasi sudah memenuhi target, juga dari konsumen dan sektor industri yang pulih, maka empat engine ini yang membuat ekonomi kita bergerak,” ujar dia.

Ia menambahkan satu lagi mesin ekonomi yang tak kalah penting, yakni digitalisasi. Dari tahun ke tahun, valuasi sektor ini terus meningkat.

“Pada 2020 valuasinya mencapai US$40 miliar, pada 2021 meningkat ke US$70 miliar, dan di 2025 akan naik lagi ke US$130 miliar. Transformasi digital harus didorong karena ini dijalankan oleh anak-anak muda kita yang menjadi backbone perekonomian ke depan,” ujar Menko Airlangga.

Di sisi lain, sejumlah risiko tetap harus diwaspadai agar tidak mengganggu momentum pemulihan ekonomi. Risiko tersebut diantaranya kenaikan harga energi dan inflasi, disrupsi, krisis Evergrande di Tiongkok, dan normalisasi kebijakan moneter negara maju.

Belajar dari pengalaman melewati tantangan berat di tahun 2021, Airlangga optimis, ekonomi Indonesia akan lebih baik.

“Tahun 2021 adalah tahun yang berat, tetapi solusinya adalah inovasi dan optimisme. Jadi, bekal untuk 2022 adalah teruslah berinovasi, optimis, jadi kita akan maju. Jangan lupa prokes menjadi kunci, juga lakukan booster vaksin,” tutup Menko Airlangga.