Menakar Peluang Torehan Medali Sumsel di PON Papua, Optimistis tapi Harus Realistis

Gubernur Sumsel Herman Deru melepas kontingen Sumsel ke PON Papua beberapa waktu lalu/Humaidy Kenedy
Gubernur Sumsel Herman Deru melepas kontingen Sumsel ke PON Papua beberapa waktu lalu/Humaidy Kenedy

Kontingen Sumatera Selatan (Sumsel) memang tak dibebani target pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua yang berlangsung 2-15 Oktober 2021. Namun para atlet ini dituntut harus memperbaiki peringkat Sumsel lebih baik dibanding pencapaian di PON XIX Jawa Barat 2016 lalu. 


Sedikit balik ke belakang, pada PON XIX Jabar 2016 lalu, Kontingen Sumsel hanya menempati peringkat 21 dari 34 kontingen, dengan torehan 6 medali emas, 11 medali perak dan 14 medali perunggu.

Nah, PON XX Papua kali ini, sejumlah cabor sudah mulai dipertandingkan pada 23 September lalu. Sementara gelaran pembukaan yang langsung dihadiri Presiden RI Joko Widodo di Stadion Utama Lukas Enembe, kompleks olahraga Kampung Harapan Sentani, Kabupaten Jayapura, baru berlalu pada Sabtu (2/10) malam kemarin.

Hingga Minggu (3/10) ini, Kontingen Sumsel sudah mengumpulkan satu medali emas dan empat perunggu. Medali emas di dapat dari cabor Senam lantai nomor kuda-kuda pelana, lewat atlet Fajar Abdul Rohman Al'Ali. 

Fajar Abdulrahma Al Ali peraih medali emas pertama untuk Sumsel di cabor Senam PON XX Papua (ist)

Sedangkan perunggu masing-masing dari cabor Sepatu Roda (ITT 100 M Putra), Dayung (Slalom K-1 Putra: Boy Sandi), Muaythai (Kelas 54 Kg Putri: Tika Septiana) dan Wushu (Sanda-Kelas 75kg Putra: Firand Andista).

Dengan pengantar satu emas dan empat perunggu hingga masuk fase pembukaan PON XX Papua ini, sanggupkah Kontingen Sumsel era kepemimpinan Ketua KONI Sumsel, Hendri Zanuddin membawa Sumsel melebihi prestasi PON sebelumnya?

Menurut Kepala Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Sumsel, Dr Meirizal Usra, pihaknya sudah memetakan potensi medali yang bakal diperoleh atlet-atlet Sumsel. Diantaranya cabor Atletik, Menembak dan Anggar yang bakal menjadi lumbung kontingen Sumsel untuk dapat meraih medali emas.

Dari hitung-hitungan kita sumber medali emas Sumsel ada di tiga cabor tersebut yang memang menjadi andalan Sumsel untuk meraih medali emas. Alasannya karena memang atlet yang diturunkan di cabor tersebut sudah mumpuni dan pernah dapat medali emas di PON sebelumnya," ujarnya dibincangi belum lama ini.

Meskipun hanya menitikberatkan pada tiga cabor, namun dia cukup optimistis dengan tambahan medali perak dan perunggu di cabor lainnya seperti Dayung, Tenis, Selam, gulat, Senam dan Panjat Tebing. 

"Alasan kita menitik beratkan di tiga cabor Atletik, menembak dan Anggar karena tiga cabor tersebut selalu menorehkan emas dan kita ingin menjaga tradisi medali emas Sumsel. Namun bukan berarti di cabor lain tidak berpotensi karena bisa saja bisa memberi kejutan," jelasnya.

"PON Papua ini sedikit berbeda, karena kita berangkat itu kan dibagi-bagi percabor ada yang datang ada yang kembali. Tinggal lagi bagaimana pelatih nantinya bisa mensiasati ditambah kesiapan mental atlet saat bertanding nanti yang harus kita support agar tidak down," sambungnya.

Meirizal yang juga Dosen Pendidikan Jasmani, Universitas Sriwijaya ini mengatakan, meski tidak menyebutkan secara spesifik medali emas yang bakal didapat nanti, tapi dirinya sudah memprediksi akan mendapatkan enam medali emas. Jumlah itu tentunya sama dengan perolehan dengan perhelatan PON XIX Jawa Barat tahun 2016 lalu.

"Prediksi 6 medali emas dari Atletik, Menembak dan Anggar masing-masing berpotensi paling sedikit dapat dua emas, " kata dia.

PON Papua kali ini, sedikitnya ada 10 cabang olahraga yang tidak dipertandingkan diantaranya Balap Sepeda, Bridge, Dansa, Gateball, Golf, Petanque, Ski Air, Soft Tennis, Tenis Meja, dan Woodball. Hal itu tentu saja mempengaruhi perolehan medali bagi kontingen Sumsel nanti. Karena Sumsel punya kans meraih medali emas di cabor Ski Air dan Balap Sepeda. 

"Kita tentunya harus optimistis, tapi juga harus realistis dari sepuluh cabor yang tidak dipertandingkan itu saja kita sudah kehilangan potensi medali emas. Karena di cabor Ski Air, atlet andalan Indra Hadinata yang sudah menyumbang emas di dua PON sebelumnya tidak bisa turun. Ada juga di Balap Sepeda yang sebelumnya sudah ikut pelatnas tapi PON kali ini tidak dipertandingkan," jelasnya.

"Perlu diingat, jika kita membandingkan dengan PON sebelumnya, kali ini mayoritas atlet kita putra-putri asli daerah dan prospek mereka masih sangat panjang sampai ke PON tahun 2024 nanti di Aceh dan Sumut inilah bagian dari pembinaan kita," tukas dia. 

Sementara itu, Pelatih Atletik, Bastoni menuturkan, cukup optimis anak asuhnya bisa menorehkan medali emas di PON Papua kali ini. Meski pelatda terpusat digelar dengan keterbatasan, namun dirinya yakin dengan performa Sri Maya yang akan turun di nomor lari gawang 200 Meter dan jarak menengah 400 Meter mampu menorehkan medali emas bagi Sumsel.

"Dari pelatda yang kita gelar di Jakabaring, Sri Maya terus mengalami peningkatan dari catatan waktu yang dicapai sebelumnya dan kita optimis medali emas bisa dipertahankan," katanya.

Sri Maya sendiri juga memiliki ambisi pribadi ingin menyumbangkan dua medali emas, meskipun di PON Jawa Barat lalu dia mampu menorehkan satu medali emas dan satu perunggu. "PON kali ini turun di dua nomor dan fokusnya kalau bisa harus dapat emas di dua nomor itu," jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan atlet lari gawang nasional 110 meter, Rio Maholtra. walau hanya menargetkan satu medali emas di nomor sepesialisasinya, namun dia berharap mampu memecahkan rekor nasional yangdia dapati di SEA Games 2015 lalu dengan catatan 14,10 detik. 

“Kalau pencapaian memang tidak kecewa, tapi kalau masalah kepuasan memang kurang. Karena saya pribadi ingin memecahkan rekor nasional di nomor lari gawang 110 meter. Itulah yang akan saya kejar di PON Papua nanti selain mengamankan medali emas, InsyaAllah bisa tercapai," ungkap dia.

Selain Atletik, Anggar juga diyakini menjadi penyumbang medali emas di PON Papua mendatang. Dari delapan atlet yang diturunkan, dua nomor Sabel yang diperkuat Ricky Dhisulima dan Beregu (Ricky Dhisulima, M Irfandi dan Diko Arfandi) optmistis mampu menjaga tradisi medali emas.