Kronologis Fatality Tambang Bima Putra Abadi Citranusa: Ternyata Truk Hilang Kendali Saat Jalan Menurun

Ilustrasi kecelakaan kerja. (ist/rmolsumsel.id)
Ilustrasi kecelakaan kerja. (ist/rmolsumsel.id)

Fatality kembali terjadi dalam aktivitas pertambangan di Sumsel. Kali ini membuat seorang sopir dump truk bernama Lawas (38) meregang nyawa. Kejadiannya berlangsung di areal tambang PT Bima Putra Abadi Citranusa (PT BPAC) pada Selasa (5/7). 


Tim kantor berita RMOLSumsel melakukan penelusuran terhadap kejadian ini. Sejumlah fakta mengungkapkan dugaan dump truk yang disopiri oleh korban tidak layak digunakan, meski demikian tetap dipaksakan untuk melakukan aktivitas coal getting.

Informasi yang dihimpun, korban Lawas persis setahun lalu bekerja di perusahaan yang tergabung dalam Bomba Grup ini. Dia melakukan aktivitas seperti biasa di hari nahas tersebut dan sempat mendapatkan safety talk yang umum dilakukan oleh perusahaan dalam aktivitas beresiko yang dikenal dengan istilah P5M. 

Setelah melakukan briefing keselamatan dengan atasannya, korban kemudian melanjutkan pemeriksaan kendaraan yang menurut sumber Kantor Berita RMOLSumsel, disebutkan bahwa kendaraan dump truk tersebut layak jalan. Korban kemudian melakukan aktivitas pengangkutan batubara dari pit menuju stok pile Talang Akar. 

Sayangnya, saat melintas di lokasi kejadian yakni Turunan Semanding, dump truk yang dikemudikan oleh korban hilang kendali dan tidak bisa diberhentikan karena diduga mengalami rem blong. Akibatnya korban diduga membanting setir ke arah kiri sehingga kendaraan menabrak tanggul. 

Dalam kejadian yang cepat itu, benturan keras yang diakibatkan tabrakan antara truk dan tanggung membuat korban terpental. Begitu juga dengan batubara yang kemudian berserakan di jalan. Parahnya, tabrakan itu membuat roda depan dan belakang dump truk terlepas. 

Dalam foto yang beredar, yang juga diterima oleh Kantor Berita RMOLSumsel terlihat jelas bagaimana kendaraan tersebut rusak berat dengan kondisi kabin yang hancur. 

Mengetahui kejadian ini, beberapa rekan kerja korban kemudian melarikannya ke klinik, namun luka berat di bagian kepala dan bagian tubuh lain membuatnya terpaksa dirujuk ke Puskesmas Perangai. Sayangnya, dengan peralatan yang kurang memadai, korban kembali dilarikan ke RSUD Lahat. 

Sempat menjalani perawatan, nyawa korban akhirnya tak dapat diselamatkan. Sempat kritis, Lawas akhirnya menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 20.00 WIB malam. 

Sampai saat ini, penyelidikan yang dilakukan oleh kepolisian masih terus dilakukan, seperti konfirmasi yang diterima awak redaksi pada Rabu (6/7). 

Di sisi lain, penyelidikan internal yang dilakukan oleh Inspektur Tambang Kementerian ESDM pada Kamis (7/7). Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Teknik Tambang (KTT) PT BPAC Muhammad Zaki yang dikonfirmasi Kantor Berita RMOLSumsel. 

"Mohon maaf sebelumnya, saya masih di lapangan mendampingi Inspektur Tambang (penempatan) Sumsel, nanti kalau ada waktu nanti saya infokan kembali," ujarnya melalui pesan singkat. Dia belum membenarkan juga belum membantah kronologis tersebut.