Ketegangan Hindu dan Muslim Inggris Terus Belanjut Usai Piala Asia Kriket

Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman mengunjungi kantor kepolisian Leicester pada Kamis (22/9)/net
Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman mengunjungi kantor kepolisian Leicester pada Kamis (22/9)/net

Ketegangan antara Hindu dan Muslim terus berlanjut semenjak pertandingan Piala Asia yang berujung ricuh. Meski telah ada imbauan untuk perdamaian, pergolakan masih terus terjadi.


Meredakan situasi yang masih memanas, Menteri Dalam Negeri Inggris Suella Braverman mengunjungi Leicester dan bertemu dengan petugas polisi di sana, Jumat (23/9), seperti dilaporkan Dawn.

Seorang juru bicara mengonfirmasi kunjungan Braverman ke kantor kepolisian Leicester.

Kepolisian memberikan pengarahan serta laporan mengenai kerusuhan yang terjadi kepada Braverman yang kemudian memberikan apresiasinya atas upaya polisi dalam menangani kericuhan tersebut.

Kericuhan terjadi pada 28 Agustus lalu setelah India memenangkan pertandingan kriket melawan Pakistan di Piala Asia 2022. Menurut video yang beredar di media sosial, geng terorganisir Pakistan telah merusak kuil Hindu dan membakar sebuah bendera di kuil tersebut.

Polisi selama tiga minggu terakhir melakukan operasi penangkapan ketika para pemuda dari dua komunitas tersebut turun ke jalan hampir setiap hari, yang membawa ketakutan dan kecemasan bagi masyarakat setempat. Polisi mengatakan mereka akan menangkap dan menuntut lebih banyak orang selama beberapa minggu mendatang.

"Operasi kepolisian untuk mencegah kekacauan lebih lanjut berlanjut di Leicester timur. Secara total, 47 orang telah ditangkap karena pelanggaran sehubungan dengan kerusuhan di timur kota. Beberapa dari mereka yang ditangkap berasal dari luar kota, termasuk beberapa orang dari Birmingham,” kata Polisi Leicestershire, seperti dikutip dari The Hindu.

Beberapa dari perusuh yang memiliki senjata keras itu kini telah diadili. Salah satunya adalah Adam Yusuf, yang mengaku memiliki senjata berbilah dalam kerusuhan tersebut. Iia telah dijatuhi hukuman satu tahun penjara dan diperintahkan melakukan 200 jam pekerjaan tanpa bayaran.

Dalam pengadilan itu, seorang pejabat mengatakan kepada hakim bahwa Adam telah terprovokasi oleh media sosial tentang kekerasan yang terjadi di dekat lingkungannya, yang membuatnya menjadi kesal. Sementara polisi juga mengatakan, media sosial telah memainkan peran penting dalam kerusuhan tersebut, karena banyaknya berita bohong yang beredar.

“Hindu Inggris dan Muslim Inggris memiliki lebih banyak kesamaan daripada apa yang memisahkan kita. Kita harus selamanya waspada terhadap unsur-unsur ekstrem yang mencoba mengobarkan ketegangan antara komunitas kita untuk tujuan egois mereka sendiri,” katanya.