Kepala Dinsos OKI Bantah Isu Keberpihakan dalam Penyaluran Bansos

Kepala Dinas Sosial OKI, Reswandi/ist
Kepala Dinas Sosial OKI, Reswandi/ist

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), H. Reswandi, menegaskan netralitasnya di tengah isu pengaturan penyaluran bantuan sosial (Bansos) yang diduga ditunggangi salah satu pasangan calon (paslon) dalam Pilkada OKI 2024. Reswandi mengaku sempat dihubungi seseorang yang mengatasnamakan paslon untuk mengarahkan penyaluran Bansos tersebut.


"Memang ada yang menelepon saya dan mengatasnamakan salah satu paslon di Pilkada OKI 2024 ini," ujar Reswandi, Selasa (15/10). Namun, ia memastikan bahwa tuduhan adanya keberpihakan baik dari dirinya secara pribadi maupun Dinsos OKI terhadap salah satu paslon tidaklah benar.

"Saya tegaskan isu tersebut tidak benar. Saya berada di tengah-tengah, tidak memihak paslon manapun," tegasnya. Reswandi juga menekankan pentingnya netralitas sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam Pilkada Serentak ini dan siap menerima segala konsekuensi atas sikapnya tersebut.

"Kalau nantinya saya tidak dipakai lagi sebagai pejabat, ya saya terima itu sebagai amanah," lanjutnya.

Reswandi juga menyebutkan, jika ditemukan keterlibatan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) di 18 kecamatan dalam mendukung salah satu paslon, pihaknya akan memberikan sanksi tegas. Dinsos OKI secara rutin melakukan pengawasan terhadap para pendamping PKH setiap bulan untuk memastikan tidak ada pelanggaran dalam pelaksanaan tugas.

Saat ini, jumlah penerima Bansos di Kabupaten OKI mencapai angka yang signifikan, yaitu sebanyak 44.355 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Dari jumlah tersebut, 26.852 KPM merupakan penerima Program Keluarga Harapan (PKH).

Reswandi menegaskan bahwa Dinsos OKI berkomitmen untuk menjalankan tugas penyaluran Bansos secara transparan dan sesuai aturan, tanpa intervensi politik dari pihak manapun. "Hingga saat ini, Dinsos OKI masih berada di koridor sebagaimana mestinya, tidak memihak ke paslon manapun," jelasnya.

Untuk menghindari lebih lanjut tekanan dari pihak-pihak tertentu, Reswandi bahkan telah mengganti nomor WhatsApp-nya agar tidak dihubungi kembali oleh oknum yang mengatasnamakan paslon. "Dengan alasan inilah saya terus menghindari. Saking takutnya, nomor WhatsApp saya ganti agar tidak dihubungi lagi paslon tersebut," ungkapnya.