Kemplang Tunu, Camilan Khas Palembang yang Justru Laku di Masa Pandemi

Proses pembuatan kemplang tunu oleh pengrajin di Desa Muara Baru Pemulutan, Ogan Ilir. (yuni rahmawati/rmolsumsel.id)
Proses pembuatan kemplang tunu oleh pengrajin di Desa Muara Baru Pemulutan, Ogan Ilir. (yuni rahmawati/rmolsumsel.id)

Krisis akibat Pandemi membuat seluruh sektor usaha mengalami penurunan pendapatan. Namun, ada beberapa bidang usaha yang tidak terlalu terdampak terhadap krisis tersebut. Salah satunya kerajinan kuliner khas Palembang, kemplang tunu atau kemplang panggang.


Selama Pandemi, pesanan terhadap camilan ini justru mengalami peningkatan. Seperti yang dialami Saudah, pengrajin kemplang tunu di Desa Muara Baru Pemulutan, Ogan Ilir. Menurutnya, pesanan terhadap produk ini mengalami peningkatan. Dalam sehari, rumah produksinya bisa mendapat pesanan 15-30 ribu keeping kemplang tunu.

“Pendapatannya tergantung dengan pesanan dari orang. Hari ini kita dapat pesanan 30 ribu kemplang. Besok kita dapat pesanan 14 ribu,” katanya saat ditemui di kediamannya, Selasa (12/10).

Ia menjelaskan, harga kemplang tunu buatannya bervariasi. Tergantung dari ukuran. Untuk ukuran besar, harganya Rp500 per keeping. Sementara ukuran kecil hanya Rp250 per keeping. Omsetnya sekali pesanan bisa mencapai Rp15 juta.  

“Omset yang didapat sekitar itu, Cuma belum dikurangi biaya modal tepung, ikan dan perapian,” imbuhnya.

Saudah terbilang baru menjadi pengrajin kemplang tunu. Ia baru memulai usahanya sekitar 3 tahun belakangan. Dulunya, ia merupakan penenun kain songket. Pilihan untuk beralih ke bisnis kemplang lantaran sepinya pesanan kain songket lantaran banyaknya turunnya acara pernikahan karena Pandemi.

Modalnya saat itu hanya Rp5 juta. Usahanya terus berkembang. Saat ini, dirinya juga mempekerjakan 10 orang pegawai yang kebanyakan tetangganya. Saudah mampu bertahan di kondisi pandemi.

Saudah juga mengaku, pada situasi pandemi ini tidak berpengaruh pada omset produksinya. Melainkan bertambah banyak orang yang memesan. “Selama pandemi kita tidak pernah kosong pesanan. Bahkan, banyak permintaan yang datang dari berbagai daerah,” ujarnya.

Menurutnya, permintaan kemplang tidak hanya dari Palembang saja. Tapi juga dari berbagai daerah di Sumsel. Mulai dari Indralaya, Betung, sampai ke Lahat.

“Sering kewalahan juga, karena pesanan banyak. Ini aja tidak tahu cukup atau tidak untuk memenuhi pesanan,” pungkasnya.