Sebuah video yang diunggah akun facebook Deri.Batra pada Minggu (18/5/2025) mendadak viral.
- Warga Lahat Tagih Ketegasan Pemerintah, Minta Servo Lintas Raya Segera Bangun Underpass Tanjung Jambu
- Diserang Banjir, Pengangkutan Batu Bara Melalui Jalan Servo Dihentikan Sementara
- Warga Khawatir Banjir di Jalan Servo Bawa Material Berbahaya, DLHP Sumsel Bakal Turun Tangan
Baca Juga
Video tersebut memperlihatkan sebuah insiden tabrakan beruntun antara truk Dump Truck (DT) pengangkut batu bara.
Dalam video, tampak tiga unit dump truck, dua berwarna hijau dan satu oranye, sudah dalam kondisi berdempetan.
Diantara dua unit dump truck berwarna hijau, tampak terbaring sesosok jasad yang ditutupi dengan kain diduga korban kecelakaan tersebut.
Sementara, satu unit dump truck berwarna oranye yang berada di bagian paling belakang tampak ringsek berat.
Di bawahnya, tampak seseorang yang diduga sopir truk tersebut terkapar dengan luka parah pada bagian kaki. Belum diketahui persis lokasi insiden tersebut terjadi.
Namun, dalam keterangan di kolom komentar, lokasi insiden berada di Kilometer (KM) 21 Jalan Servo Lintas Raya (SLR), Kabupaten PALI yang terjadi pada, Sabtu (17/5/2025).
“Kemarin kejadiannya, di KM 21,” tulis Deri.Batra saat menanggapi pertanyaan akun lain.
Menanggapi peristiwa itu, Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kabupaten PALI, Kartika Sari mengatakan, pihaknya baru mengetahui insiden tersebut dari media.
“Kami akan langsung hubungi untuk kronologis kejadiannya,” terangnya.
Sementara itu, Koordinator Inspektur Tambang (KorIT) Sumsel, Yusrizal ketika dikonfirmasi mengaku belum mengetahui terkait peristiwa tersebut.
Menurutnya, insiden yang terjadi bukan menjadi ranahnya sebagai pengawas di bidang pertambangan.
“Jalan Servo bukan bagian kita (Inspektur Tambang,red),” ucapnya singkat melalui pesan Whatsapp.
Jalan Servo Tak Layak Jadi Jalur Angkut Batu Bara
Insiden kecelakaan itu menambah daftar panjang peristiwa kecelakaan dengan korban jiwa di jalan hauling batu bara milik PT Servo Lintas Raya (SLR) yang sudah seringkali terjadi.
Berdasarkan data dihimpun, pada Rabu (27/4/2022), seorang warga bernama Juli tewas setelah terlindas alat berat jenis loader WA 500 yang dikendalikan operator berinisial SD.
Warga Desa Harapan, Kecamatan Tanah Abang, Kabupaten PALI tersebut menderita luka berat di sekujur teubuhnya. Nyawanya tak tertolong meskipun tim medis dari Puskesmas Tanah Abang sempat melakukan perawatan.
Beberapa bulan setelahnya, tepatnya pada Senin (22/8/2022), seorang mekanik bernama Jajang Sulaeman (25), warga Purwakarta, Jawa Barat, tewas setelah tubuhnya terjepit dump di KM 64 Jalan Servo, tepatnya di pool PT Sapta Buana Indonesia.
Korban pun langsung tewas di tempat kejadian. Jasadnya sempat dibawa ke RSUD Talang Ubi untuk diperiksa. Selanjutnya, jenazah langsung dikirim ke kampung halamannya. Perusahaan sempat mengklarifikasi insiden tersebut sebagai human error.
Jumat (30/8/2024), pasangan suami istri (pasutri) A Wani (61) dan Yarmawati (56) warga Desa Ulak Bandung, Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Muara Enim meninggal dunia setelah sepeda motor yang dikendarainya ditabrak dump truck (DT) saat melintas di jalan khusus batubara PT Tintan atau Jalan Servo. Insiden tersebut kemudian diselidiki Polres Muara Enim.
Minggu (1/12/2024), seorang wanita paruh baya bernama Yuhama (56), warga Desa Pandan, Kecamatan Tanah Abang, PALI menjadi korban keganasan sopir dump truck batu bara.
Dia tewas setelah ditabrak dari arah belakang oleh dump truck berwarna putih hijau di KM 30 Jalan Servo Lintas Raya, Desa Sedupi, Kecamatan Tanah Abang, PALI.
Insiden tersebut sempat membuat warga emosi lantaran sopir tersebut langsung melarikan diri. Mereka menutup jalan servo untuk mencari sopir yang menabrak korban.
Kemudian pada Jumat (11/4/2025), insiden kecelakaan mau antara unit dump truck terjadi di KM 85 Jalan Servo Lintas Raya, Kabupaten Lahat.
Insiden kecelakaan tersebut informasinya membuat salah seorang sopir tewas dan kendaraan yang ditumpanginya ringsek berat.
Rentetan peristiwa kecelakaan di Jalan milik anak usaha PT Titan Infra Energy (TIE) itu mendapat sorotan tajam dari Direktur Suara Informasi Rakyat Sriwijaya (SIRA), Rahmat Sandi.
Menurutnya, insiden demi insiden yang terus terjadi menunjukkan bahwa Jalan Servo sudah tak layak lagi difungsikan sebagai jalur angkutan batu bara.
“Volume kendaraan pengangkut sudah sangat padat, tetapi kondisi infrastruktur jalan di sana tidak mendukung. Tidak ada peningkatan atau pengawasan serius. Jalur ini rawan kecelakaan dan sudah banyak menelan korban jiwa dari warga sekitar,” ujar Rahmat saat dikonfirmasi, Senin (19/5/2025).
Ia menilai, salah satu faktor utama penyebab tingginya angka kecelakaan adalah lemahnya sistem pengendalian akses. Jalan tersebut, kata dia, masih bisa dengan mudah dilalui warga sipil.
Akibatnya, warga yang beraktivitas di sekitar kawasan jalan hauling menjadi rentan tertabrak truk pengangkut batu bara yang melaju dalam kecepatan tinggi.
“Upaya menutup akses juga tak pernah dilakukan serius oleh perusahaan. Padahal, sejumlah masyarakat sudah mengingatkan perusahaan untuk membangun Fly Over ataupun Underpass agar jalan tidak dilalui masyarakat umum,” tegasnya.
Rahmat juga menyoroti antrean kendaraan yang kerap kali mengular di beberapa titik seperti KM 107, KM 36, hingga ke area Pelabuhan.
Menurutnya, kondisi ini membuat banyak sopir kelelahan akibat menunggu giliran timbangan selama berjam-jam, bahkan hingga seharian penuh.
“Banyak sopir yang kehilangan konsentrasi karena kelelahan. Mereka bekerja dalam tekanan waktu dan target,” kata dia.
Menurut Rahmat, sistem upah per ritase yang diterima para sopir memperburuk keadaan. Sistem upah ini membuat sopir mengejar rit sebanyak mungkin tanpa memperhitungkan kondisi fisik dan keselamatan. Sistem ini juga dinilai eksploitatif dan tidak manusiawi.
Ia mendesak pemerintah daerah dan pihak perusahaan untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap operasional jalan hauling tersebut.
Tak hanya soal keselamatan, Rahmat juga menyinggung buruknya daya tahan infrastruktur jalan tersebut terhadap bencana alam.
Ia mengingatkan kembali peristiwa banjir besar yang melanda Jalan Servo pada Januari 2024 lalu, yang membuat seluruh aktivitas pengangkutan batu bara lumpuh total selama hampir dua pekan.
“Itu jadi bukti tambahan bahwa jalan ini memang tidak dibangun dengan perencanaan matang. Hujan deras beberapa hari saja sudah cukup membuat jalur vital industri tambang ini lumpuh. Lalu bagaimana bisa jalur seperti ini tetap diandalkan?” pungkasnya.(TIM).
- Skandal Surat Toleransi Angkutan Batu Bara Bongkar Dugaan Pungli Dishub, Dewan Minta Pemprov Sumsel jangan Bohongi Rakyat
- Skenario Bohong di Balik Jalan Umum Batu Bara: Skandal Surat Toleransi Melintas Berujung Dugaan Pungli Ratusan Juta
- Pemprov Sumsel Siapkan Langkah Konkret Tertibkan Angkutan Batu Bara, Fly Over dan Jalan Khusus Jadi Prioritas