Kurikulum 2013 (K13) sebagai acuan pendidikan di Indonesia selama ini tidak memadai untuk masa pandemi Covid-19.
- Relawan Santri Bantu Pembangunan Ponpes Sultan Mahmud Badaruddin Palembang
- Tim Basket SMAN 6 Palembang Boyong Tropi Gubernur
- Bulan Depan Insentif Guru Honorer di Sumsel Cair
Baca Juga
Karena itu, pemerintah didesak segera mengembangkan kurikulum baru yang lebih sesuai dengan kondisi siswa, guru dan sekolah saat masa darurat kesehatan seperti saat ini.
Makanya perlu perumusan kurikulum dan harus melibatkan berbagai pihak, serta mengutamakan kebutuhan belajar anak. Sebab Metode pembelajaran disaat pandemi Covid-19, terutama pelajaran jarak jauh (PJJ) memerlukan kurikulum yang sederhana dan lues.
Kepala bidang SD Dinas Pendidikan (Disdik) kota Palembang, Bahrin mengatakan, masa pandemi saat ini momentum tepat untuk mentransformasikan hal-hal besar dan mendasar terhadap kurikulum pendidikan yang sebelumnya padat konten menjadi padat literasi dan numerasi (menulis baik dan benar, red)
"Materi kurikulum saat ini masih terlalu padat sehingga sulit diterapkan untuk pembelajaran dari rumah di era pandemi. Perlu disusun kurikulum yang lebih praktis dan aplikatif. Target pembelajaran diatur menjadi lebih rasional," ujar Bahrin, Jumat (28/8).
Menurutnya, ketika normal baru nanti, anak-anak belajar bergantian, sistem shift demi jaga jarak, tidak ada jam istirahat, jam tatap muka diperpendek, dan sebagainya. Kalau jam belajar saja dipersingkat, kurikulumnya juga harus menyesuaikan, misalnya untuk SD dari 60 kompetensi dasar dapat dikurangi menjadi 30 kompetensi dasar.
"Karena kita melihat kondisi saat ini ya, banyak anak-anak yang kesulitan dalam belajar dengan sistem K13. Ditambah lagi belajar secara daring. Makanya perlu pembenahan kurikulum," tegasnya.
Sementara itu kepala SD Negeri 204 Palembang, Nuraini menuturkan, jika dirinya sudah menghimbau kepada guru-guru mengenai pemberian materi terhadap peserta didik di rumah agar mudah dimengerti dan dipahami anak.
Agar kiranya belajar buatlah senyaman mungkin, dan materi kurikulum yang diberikan sesederhana mungkin.
"Jangan sampai memberikan tugas kepada siswa yang menumpuk berakibat anak menjadi bosan. Cukup rambu-rambu umum materi mana yang dikurangi, mana yang ditambah, sebab di tengah pandemi guru tak perlu mencapai target kurikulum, oleh karenanya guru dan wali kelas sudah saya ingatkan hal tersebut," tukasnya.
- Wali Kota Palembang Tunggu Instruksi Pusat Berlakukan Sekolah Tatap Muka
- Dewan Pertanyakan Program Sekolah Berkeadilan Gubernur Herman Deru yang Nunggak Bayar Hampir Setahun
- Untuk Tatap Muka Juli Nanti, Vaksinasi Guru di Sumsel Sudah Capai 55,86 Persen