Jusuf Kalla: Banyak Konflik Akibat Keputusan Pemimpin yang Keliru

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla dalam forum Meet The Leader yang diadakan Universitas Paramadina, secara hybrid Sabtu 24 Mei 2025/RMOL
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla dalam forum Meet The Leader yang diadakan Universitas Paramadina, secara hybrid Sabtu 24 Mei 2025/RMOL

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla (JK), menyoroti pentingnya peran kepemimpinan dalam menghadapi berbagai krisis global yang terjadi saat ini.


Menurutnya, banyak konflik di dunia justru dipicu oleh keputusan yang keliru dari para pemimpin karena tidak memahami kondisi nyata di lapangan.

Pernyataan itu disampaikan JK dalam forum “Meet The Leader” yang digelar Universitas Paramadina secara hybrid, Sabtu (24/5/2025).

“Banyak langkah-langkah dalam mengambil keputusan yang keliru. Ketika krisis ekonomi terjadi, justru langkah yang diambil tidak tepat. Akibatnya, masalah tidak selesai dan konflik semakin melebar,” ujar JK dalam forum tersebut.

Menurut JK, setiap pemimpin baik di tingkat RT hingga presiden harus memiliki pemahaman yang baik terhadap situasi lingkungan dan rakyat yang dipimpinnya. Pengetahuan, pengalaman, dan literasi menjadi bekal penting agar setiap keputusan yang diambil bersifat strategis dan bermanfaat.

“Semua kamu pemimpin. Kita punya kesempatan untuk meningkatkan sesuatu. Tapi mengambil keputusan itu harus punya dasar pengetahuan, pendidikan, dan tujuan yang jelas. Yang paling penting adalah bermanfaat,” tegasnya.

Ia menambahkan, keputusan yang tidak dipahami oleh rakyat juga dapat menimbulkan kebingungan bahkan perpecahan.

“Intinya pemimpin itu harus mengambil keputusan yang cepat dan dipahami. Kalau tidak dipahami, ya susah juga,” lanjutnya.

JK juga menggambarkan situasi dunia saat ini yang penuh ketegangan, mulai dari konflik Rusia-Ukraina, serangan Israel ke Gaza, hingga potensi konflik di Asia Timur. Ia menilai, semua konflik tersebut berdampak besar pada ekonomi dan stabilitas politik global, termasuk Indonesia.

“Dunia sekarang ini berada dalam situasi kritis dan krisis. Kritis itu yang berbahaya. Krisis itu hidup. Tapi kalau salah mengambil keputusan, kita bisa tenggelam di dalamnya,” katanya.

Karena itu, JK menekankan pentingnya Indonesia memiliki pemimpin yang peka terhadap arah angin global dan mampu menyesuaikan kebijakan nasional secara tepat dan bijaksana.

“Dibutuhkan pemimpin yang tahu situasi dunia, tahu arah, dan bisa menyesuaikan kebijakan negara agar tidak salah langkah,” tutupnya.