Iran Tolak Negosiasi Nuklir Selama Israel Masih Gempur Wilayahnya

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, berbicara dalam sesi ke-59 Dewan HAM PBB, di Jenewa, Swiss, Jumat, 20 Juni 2025/AP
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, berbicara dalam sesi ke-59 Dewan HAM PBB, di Jenewa, Swiss, Jumat, 20 Juni 2025/AP

Iran menegaskan tidak akan membuka pembicaraan terkait program nuklir selama Israel masih melancarkan serangan militer ke wilayahnya.


Penegasan itu disampaikan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, Jumat (20/6/2025), menanggapi desakan negara-negara Eropa agar Teheran kembali ke meja perundingan.

“Tidak ada ruang untuk negosiasi dengan Amerika Serikat sampai agresi Israel berhenti,” ujar Araqchi, dikutip Reuters.

Meski demikian, Araqchi tetap menghadiri pertemuan di Jenewa bersama para menteri luar negeri negara-negara Eropa. Pertemuan tersebut diharapkan bisa membuka kembali jalur diplomasi.

Sementara itu, militer Israel mengklaim telah menggempur puluhan target di Iran dalam sepekan terakhir, termasuk fasilitas produksi rudal, lembaga riset yang dituding terkait pengembangan senjata nuklir, serta sejumlah pangkalan militer di wilayah barat dan tengah Iran.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan tidak akan menekan Israel agar menghentikan serangan demi membuka ruang negosiasi.

“Kalau pihak yang kita dukung sedang menang, tentu sulit menyuruh mereka berhenti. Tapi kami siap dan bersedia berbicara dengan Iran. Kita lihat nanti,” kata Trump saat tiba di New Jersey.

Trump juga pesimistis terhadap peran Eropa dalam meredakan konflik. Menurutnya, Iran hanya ingin bernegosiasi langsung dengan AS.

“Iran tidak ingin berbicara dengan Eropa. Mereka ingin berbicara dengan kita,” ujarnya.

Ketika ditanya soal kemungkinan pengerahan pasukan darat ke Iran, Trump menolak menjawab. Ia juga kembali berbeda pandangan dengan Direktur Intelijen Nasional AS, Tulsi Gabbard, yang menyatakan Teheran tidak tengah mengembangkan senjata nuklir.

“Dia salah,” tegas Trump.

Pada Maret lalu, Gabbard bersaksi di depan Kongres bahwa komunitas intelijen AS masih meyakini Iran belum mengembangkan hulu ledak nuklir.

Trump mengatakan akan mengambil keputusan dalam dua minggu terkait kemungkinan keterlibatan AS dalam operasi militer Israel.

“Itu akan menjadi waktu yang cukup untuk melihat apakah orang-orang sadar atau tidak,” pungkasnya.