Investor Kripto Indonesia Capai 6,5 Juta Orang, Perputaran Uang Capai Rp370 Triliun

Ilustrasi kripto. (rmol.id)
Ilustrasi kripto. (rmol.id)

Jumlah investor aset kripto di Indonesia per Mei 2021 jumlahnya sekitar 6,5 juta orang, melebihi jumlah pasar modal Indonesia sebesar 5,37 juta orang. Sementara perputaran uang pada aset kripto Indonesia disinyalir mencapai Rp370 Triliun.


Dengan besarnya jumlah perputaran uang di aset kripto, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Dian Masyita menilai tidak bijak jika disandingkan dengan kondisi Indonesia saat ini. Apalagi, Indonesia membutuhkan banyak dana murah untuk mengatasi permasalahan dalam negeri.

"Apakah bijaksana kalau uang ratusan triliunan Rupiah setiap hari ditransaksikan untuk membeli mata uang kripto yang mengalirnya entah kemana, wujud fisiknya tidak jelas, dan uang sebesar itu hanya diganti dengan kode-kode yang entah kapan dicairkan dan kalau tidak beruntung bisa juga crash to zero?" kata Prof. Dian seperti dikutip dari laman Unpad, Selasa (6/7).

Selain itu, penggunaan kripto untuk membeli barang-barang juga dinilai tidak etis. Menurut Prof. Dian, kripto merupakan investasi aset jangka panjang. Penggunaan kripto untuk transaksi dipandang sebagai perilaku yang merugikan.

"Aset kripto bisa bersaing dengan obligasi dan saham-sama yang bisa menyimpan nilai (storing value)" tambahnya.

Karena dipandang sebagai investasi jangka panjang, aset kripto juga bisa bersaing dengan invetasi emas dan komoditas lainnya. Meski demikian, banyak investor yang memilih kripto karena dipandang lebih dekat dengan teknologi.

Walau menjadi aset investasi jangka panjang, kripto juga penuh dengan risiko. Selain harga yang fluktuasi, kripto juga rentan terhadap tindakan pencurian dan kesalahan teknis hingga rentan terkena serangan peretas.

Di sisi birokrasi, kripto juga belum mendapat dukungan pemerintah, hingga aturan yang belum ada.

Untuk itu, bagi yang ingin terjun berinvestasi di aset kripto, Prof. Dian mengingatkan calon investor untuk mempelajari Whitepaper dari kripto, hingga bijak dalam mengelola dana untuk berinvestasi.

"Jangan gunakan uang hidup sehari-hari untuk berinvestasi kripto. Gunakan uang yang benar-benar ‘dingin’,” kata Prof. Dian.

Terakhir, Prof. Dian juga berpesan kepada masyarakat, khususnya generasi milenial, untuk bijak dalam melihat fenomena mata uang kripto (cryptocurrency).

"Jangan pernah ikut-ikutan main kripto hanya karena melihat teman kelihatan untung terus," tandasnya.