Inilah Sosok Wagiyem, Tukang Sapu Jalanan yang Meraih Penghargaan di Istana Negara 

PLH Bupati OKU H. Teddy Meilwansyah bersama Ibu Wagiyem/repro
PLH Bupati OKU H. Teddy Meilwansyah bersama Ibu Wagiyem/repro

Dalam rangka memperingati Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21 April 2022 sebanyak 514 perempuan di Indonesia mendapatkan penghargaan di berbagai bidang yang diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Kamis (21/4).


Diantara ratusan perempuan berprestasi tersebut, Wagiyem (72) merupakan tukang sapu jalan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) turut merasa bangga atas prestasi yang dia peroleh tersebut.

Wagiyem sendiri dikenal dengan sebutan Mak Sangkut itu ditetapkan sebagai sepuluh (10) perwakilan penerima penghargaan perempuan berjasa dan berprestasi.

Ibu dari tujuh orang anak ini telah ditetapkan sebagai perwakilan penerima penghargaan di bidang lingkungan hidup.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten OKU, Nopri yang diwakili Kabid Pengelolaan Sampah, LB3, dan PK, Brigmand mengatakan bahwa Wagiyem merupakan ibu rumah tangga yang selama 19 tahun lebih mengabdikan diri sebagai tukang sapu jalan dan bergabung dalam pasukan kuning.

"Mbah Wagiyem ini bertugas menyapu jalan di Simpang Kantor Kementerian Agama Kab OKU dan beliau sosok yang tekun dan rajin. Jarang sekali absen kecuali dalam kondisi sakit," katanya.

Atas kerja keras yang dilakukannya tersebut, akhirnya Wagiyem atau Mak Sangkut memperoleh hasil yang menbanggakan tak hanya bagi dia tapi seluruh warga OKU.

Sementara itu ditempat berbeda, Salah satu anaknya, Sangkut (46) menceritakan bahwa ibunya memang telah lama melakoni pekerjaan sebagai tukang sapu, hal ini karena Wagiyem merupakan tulang punggung keluarga pasca suaminya, Effendi (80) mulai sering sakit-sakitan dan harus berdiam diri di rumahnya.

"Emak jadi tulang punggung keluarga semenjak bapak mulai pikun. Sekarang bapak lebih banyak di rumah dan ngumpuli rongsokan," ujarnya.

Profesi penyapu jalan digeluti Wagiyem sejak akhir tahun 2000 lalu dilatarbelakangi karena upah mencuci yang masih terbilang kecil dan tidak bisa menutupi kebutuhan kelaurga serta biaya sewa rumah di Kebun Jati, Kelurahan Saung Naga.

"Sebelum emak nyapu jalan, aku dulu yang kerja di Dinas KEbersihan di awal tahun 2000. tapi aku dibagian angkutan sampah," ceritanya.

Selama bertugas menjadi tukang sapu jalan, Wagiyem baru kali ini mendapatkan kejutan yang luar biasa dan membanggakan. Diakui Sangkut, awalnya mereka tidak menyangka saat pengawas kebersihan memberi kabar soal keberangkatan ke Jakakrta untuk menerima penghargaan.

"Ini menjadi hadiah istimewa bagi emak," katanya dengan senang.

Diketahui sebelumnya Wagiyem juga pernah dijanjikan akan diberangkatkan umrah dengan mantan Bupati OKU H Kuryana Aziz, "Sayangnya sebelum terwujud, pak Bupati telah wafat," pungkasnya.