Indonesia Bisa Tiru Singapura Soal Akhiri Pandemi, Ini Saran Prof. Yuwono

Ahli Mikrobiologi Kedokteran Prof. Yuwono. (Net/rmolsumsel.id)
Ahli Mikrobiologi Kedokteran Prof. Yuwono. (Net/rmolsumsel.id)

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat signifikan belakangan ini. Sementara negara tetangga segera mengumumkan berakhirnya pandemi.


Ahli Mikrobiologi Kedokteran, Prof. Yuwono mengatakan, kasus Covid-19 di Singapura mengenai 1 persen penduduknya. Sementara di Indonesia hanya di kisaran 0,8 persen.

Namun Pemerintah Singapura segera mengumumkan berakhirnya pandemi dengan berbagai alasan yakni virus Covid akan tetap ada untuk waktu yang tidak bisa ditentukan. Karena itu mereka memilih “berdamai”.

Lalu Pemerintah tidak akan lagi mengumumkan jumlah kasus, berapa pasien mati, dan seterusnya. Ke depan hanya kasus yang berat yang dirawat di RS. Sementara yang tanpa gejala atau bergejala ringan cukup dengan isolasi mandiri.

Pengumuman akan dilakukan setelah cakupan vaksinasi mencapai kemungkinan Herd Immunity yaitu 40 sampai 70 persen dari populasi penduduk Singapura yang berjumlah sekitar 6 juta.

Yuwono pun membandingkan kondisi tersebut dengan yang terjadi saat ini di Indonesia.

“Cakupan vaksinasi kita baru 10,4 persen. Akan mencapai 40 persen sekitar 80 hari ke depan bila kita berhasil vaksinasi 1 juta per hari. Ayo yang sehat semangat untuk divaksin agar segera tercapai ini,” tegasnya di akun media sosial miliknya. 

Direktur RS Pusri ini mengatakan, sebenarnya Indonesia punya beberapa fakta yang menenangkan di situasi sekarang ini.

Menurutnya, kasus Covid umumnya berjangkit di perkotaan. Artinya di desa/dusun bisa dibilang bebas Covid.

Fakta selanjutnya, hampir 70 persen kasus terkonsentrasi di Jawa. Artinya di luar Jawa per provinsi, rerata hanya 1 persen dari kasus nasional.

“Baiknya perlakuannya berbeda. Contoh di Amerika Serikat, perlakuan (penanganan) di New York (dengan kasus terbanyak) beda dengan tempat lain. Perlakuan beda ini agar segera daerah luar Jawa pulih kesehatan dan ekonominya,” ucap Yuwono.

Kemudian, Yuwono tidak lupa menyampaikan fakta dari sisi psikologis warga.

“Masih banyak di antara kita yang rajin beribadah. Kita ini bangsa religius yang sadar bahwa segala usaha kita hanya akan berhasil atas izin dan pertolongan Allah,” tuturnya.

Berdasarkan beberapa fakta yang disampaikannya tersebut, Yuwono pun memberikan rekomendasi kepada Pemerintah.

“Saya usul soal yang sakit serahkan ke dokter. Soal (aksi) preventif dan promotif serahkan ke Nakes lainnya dan SDM lainnya. Pemerintah memfasilitasi warga untuk mudah dapat vaksin, mudah menjalankan prokes, dan dibantu untuk kegiatan ekonomi produktif. Lalu mereka juga dihargai ketaatannya pada prokes meskipun minimal, bukan ditakut-takuti atau diancam di hukum,” pungkasnya.