Hama burung pipit saat ini menjadi musuh petani di Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Sebab kondisi padi milik petani sekarang ini sudah berusia 2,5 bulan dan siap panen dalam 20 hari ke depan.
- Ratusan Hektar Sawah Terserang Banjir, Ada yang Gagal Panen
- Infrastruktur Pertanian Meningkatkan Produksi Padi untuk Petani
- Dua Bulan Dilanda Kemarau, Puluhan Hektare Sawah di Pagar Alam Terancam Gagal Tanam
Baca Juga
Salah satunya sawah padi milik petani bernama Duhanan di RT 02, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur I. Dikatakannya, luas sawah yang dia miliki sekitar 1 hektar lebih dan saat ini dipasang kaleng yang diikat pakai tali ke sejumlah titik untuk mengusir burung.
"Ini dipasang cegur untuk mengusir burung," kata Duhanan, Jumat (20/9).
Selain dipasang kaleng untuk mengeluarkan suara agar burung pergi, Duhanan juga membuat orang-orangan sawah yang diikat pakai tali. Sehingga orang-orangan sawah tersebut ketika ditarik pakai tali akan bergerak dan membuat burung takut.
"Itulah yang jadi tantangan keras petani sekarang ini yakni burung. Itu kita jaga 12 jam dari pukul 6 pagi sampai jam 6 sore," ujarnya.
Sebab ia mengaku, bila ditinggal lengah sedikit, maka burung akan datang bergerombol dalam jumlah banyak. Sehingga banyak buah padi yang siap panen dimakan dan kondisi itu dapat mengurangi jumlah hasil panen nantinya.
"Kita juga pakai ketapel untuk mengusir burung," ungkapnya.
Sambung Duhanan, saat ini untuk mengantisipasi serangan burung, ia selalu bergantian dengan saudaranya menunggu sawah. "Saya kalau waktu sholat Dzuhur kadang bergantian. Ada juga yang saya tinggal saja, ya burung masuk makan padi," jelasnya.
Kemudian tambahnya, kalau untuk mengatasi burung dengan memasang jaring, memang efektif juga. Namun menurutnya dengan dipasang jaring, burung bisa masuk tapi tidak bisa keluar.
Lebih lanjut, hama lainnya yang mengganggu padi milik Duhanan yaitu walang sangit dan tikus. Dimana serangan hama walang sangit dapat menyebabkan buah padi menjadi kosong.
"Hama walang sangit ini menghisap sari pati padi," beberny.
Kemudian ada pula sambung Duhanan yang beberapa Minggu lalu yakni serangan hama tikus.
"Kalau normalnya hasil panen bila tidak ada gangguan dapat menghasilkan 1,5 ton gabah. Kalau jadi beras sekitar 4 kuintal lebih," pungkasnya.
- Ratusan Hektar Sawah Terserang Banjir, Ada yang Gagal Panen
- Infrastruktur Pertanian Meningkatkan Produksi Padi untuk Petani
- Hama Burung Pipit Ancam Panen Padi Warga di Empat Lawang