Gubernur Lemhannas Singgung Ketahanan Nasional Lewat Pers di Munas ke-2 JMSI

Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas), Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat berpidato sekaligus membuka Musyawarah Nasional (Munas) ke-2 Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), di The Acacia Hotel Jakarta, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu malam, 21 Juni 2025/RMOL
Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas), Tubagus Ace Hasan Syadzily, saat berpidato sekaligus membuka Musyawarah Nasional (Munas) ke-2 Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), di The Acacia Hotel Jakarta, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu malam, 21 Juni 2025/RMOL

Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-2, dengan dihadiri sejumlah pejabat negara dan tokoh-tokoh nasional serta pers, di The Acacia Hotel Jakarta, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu malam, 21 Juni 2025.


Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa, hadir di Auditorium The Acacia Hotel Jakarta, duduk satu meja dengan Gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Tubagus Ace Hasan Syadzili, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria, hingga Wakil Ketua Dewan Pers Totok Suryanto.

Selain itu, tampak hadir Jurubicara Presiden ke-4 RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie Massardi, hingga Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio, dalam Munas ke-2 JMSI yang mengangkat tema "JMSI Bikin Terang Indonesia". 

Munas ke-2 JMSI dibuka secara resmi oleh Gubernur Lemhannas usai menyampaikan pidatonya terkait situasi dan kondisi politik dan ekonomi global, dan kaitannya dengan peran penting pers dalam menjaga ketahanan nasional, di hadapan ratusan pengurus JMSI se-Indonesia.

"Munas ke-2 Jaringan Media Siber Indonesia dengan resmi saya buka," ucap Ace.

Dalam pidatonya, Ace menyampaikan tantangan-tantangan yang tidak mudah ke depan, di tengah situasi geopolitik dan geoekonomi global yang semakin tak menentu akibat ketegangan yang terjadi. Baik sejak perang dagang dimulai Presiden Amerika Serikat Donald Trump, serta ditambah dengan meningkatnya eskalasi perang antara Israel-Iran.

Menurutnya, salah satu unsur terpenting untuk merawat optimisme bangsa di tengah situasi geopolitik global sekarang ini adalah pers, mengingat berbagai pihak juga tengah berebut opini lewat berbagai media massa konvensional.

"Karena hampir semua berbagai arus informasi yang begitu luar biasa, kalau tidak dikelola dengan baik sesuai kaidah-kaidah jurnalistik, rasanya teman-teman yang tahu soal itu," tuturnya.

"Oleh karena itu, mari kita terus komitmen untuk membangun bangsa ini, dengan kesadaran bahwa ketahanan nasional adalah tanggung jawab bersama kita, termasuk tanggung jawab JMSI," sambung Ace.

Sementara itu, dalam sambutannya Teguh Santosa menyampaikan, Munas ke-2 JMSI memuat tiga agenda penting yang akan diikuti seluruh pengurus dari seluruh wilayah Indonesia. Yakni mendengarkan laporan pertanggungjawaban ketua umum, kemudian memilih ketua umum baru, dan ketiga memutuskan hal-hal yang penting bagi organisasi.

"Besok baru kita akan memulai Munas. Saya kira hari ini adalah kesempatan baik bagi kita untuk mendengarkan pandangan-pandangan dari para senior kita, dari Pak Gubernur (Lemhannas), dari Pak Wamen (Komdigi) nanti, juga dari Mas Totok (Wakil Ketua Dewan Pers) tentu saja, tentang masih pentingkah perusahaan media dalam situasi seperti sekarang," ucap Teguh.

Founder Kantor Berita Politik RMOL itu menjelaskan, penting kiranya salah satu bahasan yang diangkat adalah soal eksistensi media dalam situasi setiap orang bisa menyampaikan informasi yang dia mau secara bebas, karena perkembangan teknologi informasi yang menghadirkan berbagai platform media sosial (medsos).

"Kita ingin menyimak apa yang nanti akan disampaikan oleh sahabat-sahabat senior kita ini, sehingga besok ketika kita Munas, pikiran-pikiran itu bisa mewarnai pembicaraan kita," tuturnya.

Lebih lanjut, Teguh menegaskan JMSI sebagai salah satu konstituen Dewan Pers berkomitmen untuk terus memastikan, perkembangan dunia digital tak akan mengganggu eksistensi pers khususnya media-media siber.

"Kita akan mengatakan alhamdulillah, dan kita siap untuk terus melanjutkan organisasi ini. Karena memang disrupsi informasi ini di era digital ini luar biasa," tambahnya.

Di samping itu, Totok sebagai pimpinan Dewan Pers mendukung penuh pengembangan organisasi JMSI, untuk bisa mempertahankan peranan pers saat kepungan teknologi informasi terus menguat, utamanya perihal disrupsi informasi di media sosial.

"Teman-teman JMSI ini kan anggotanya di daerah banyak sekali Pak Gub. Jadi tentu mereka inilah yang kemudian di daerah itu menjadi pilar utama untuk membuat masyarakat kita di daerah itu bisa mendapatkan banyak hal. Terutama menyangkut bagaimana bangsanya dibangun, bagaimana daerahnya dibangun," tuturnya.

Selain itu, Wamen Komdigi menitikberatkan pidatonya pada keberlanjutan media massa, kaitannya dengan perkembangan industri pers yang semakin berat akibat kepungan teknologi informasi, dan bahkan berakibat pada pemutusan hubungan kerja (PHK) banyak jurnalis dan karyawan perusahaan pers.

"Dibutuhkan satu inovasi-inovasi dari organisasi-organisasi seperti JMSI dan yang lain-lain di bawah asuhan Dewan Pers untuk bisa mendapatkan satu bisnis model, di mana kolaborasi, sinergi itu bisa terjadi dalam ekosistem media nasional kita," kata Nezar menambahkan.