Gandeng Masyarakat Ekonomi Syariah, Teguh Santosa Optimis Investasi Korea Selatan Makin Signifikan

CEO RMOL Network yang juga Sekretaris IV MES, Teguh Santosa, menyerahkan sertifikat kepada Duta Besar Republik Korea, Park Taesung, dalam webinar “Indonesia-Korea: Enhancing Special Strategic Partnership and Co-prosperity” di Roemah Djan, Selasa (9/11)./RMOL
CEO RMOL Network yang juga Sekretaris IV MES, Teguh Santosa, menyerahkan sertifikat kepada Duta Besar Republik Korea, Park Taesung, dalam webinar “Indonesia-Korea: Enhancing Special Strategic Partnership and Co-prosperity” di Roemah Djan, Selasa (9/11)./RMOL

Di era pandemi Covid-19, baik Republik Indonesia maupun Korea Selatan sempat mengalami kontraksi ekonomi yang cukup signifikan. Volume perdagangan kedua negara juga sempat turun hingga 15 persen.


Namun, dalam setahun belakangan ini mulai terlihat perbaikan ke arah yang memuaskan. Begitu juga dengan volume perdagangan kedua negara bisa kembali bangkit.

“Dalam setahun berjalan ini kita menyaksikan sejumlah kerjasama strategis kedua negara diselesaikan dengan baik. Misalnya pembuatan kapal selam kelas Chang Bogo dan pembuatan jet tempur KFX/IFX yang dilanjutkan,” ujar Sekretaris Bidang IV Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Teguh Santosa ketika berbicara dalam webinar internasional yang diselenggarakan Korean Center Kantor Berita Politik RMOL di Roemah Djan, Jalan Talang No. 3, Jakarta Pusat, Selasa (9/11).

Pembicara lain dalam webinar bertema “Indonesia-Korea: Enhancing Special Strategic Partnership and Co-prosperity” adalah mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Umar Hadi, dan peneliti dari Korea Institute for Industrial Economics & Trade, Dr. Shin Yoonshung.

Selain kerjasama di bidang industri pertahanan, sambung Teguh, kerjasama dalam riset dan pengembangan vaksin serta obat-obatan anti Covid-19, juga dilakukan kedua negara dengan serius.

Kendati masih berada di bawah tekanan pandemi Covid-19 namun di tahun 2021 ini Korea Selatan mencatatkan diri sebagai investor kelima di Indonesia setelah Singapura, Hong Kong, Republik Rakyat China, dan Belanda.

Posisi ini mengalami peningkatan dari sebelumnya di posisi ketujuh. Peningkatan ini terjadi menyusul investasi skala besar yang dikucurkan Korea Selatan di dalam pembuatan mobil listrik atau electric vehicles (eV) dan baterai eV.

Teguh menambahkan, dirinya percaya investasi Korea Selatan di Indonesia akan meningkat lagi secara signifikan apabila Korea Selatan semakin melibatkan diri dalam sistem ekonomi sharia di Indonesia yang semakin digandrungi.

Dengan memperhatikan paradigma pemberdayaan umat yang diusung MES, sambungnya, Korea Selatan juga dapat berinvestasi di bidang-bidang usaha yang dilakukan oleh kelompok masyarakat lokal.

“Ini akan mendorong kehadiran berbagai inovasi yang selanjutnya dapat membentuk masyarakat industrial yang genuine di kawasan,” masih kata Teguh.

Teguh menyampaikan hal ini karena ia melihat ada kesamaan semangat antara empat tujuan utama MES seperti yang disampaikan Ketua Umum MES Erick Thohir sesaat setelah terpilih dalam Munas di bulan Januari lalu dengan program Saemaul Undong yang dikembangkan Korea Selatan dan mampu melahirkan perusahaan-perusahaan raksasa kelas dunia.