Pemerintah Filipina mengumumkan pencabutan aturan wajib menggunakan masker di luar ruangan selama pandemi Covid-19, kecuali bagi mereka yang termasuk ke dalam kelompok rentan.
- Filipina Berpotensi Kacaukan Langkah Skuad Garuda ke Semifinal Piala AFF
- Marcos: Filipina Harus Ekplorasi Minyak dan Gas di Laut China Selatan Walau Tanpa Beijing
- Filipina Diguncang Gempa 6,4 Magnitudo, Seluruh Pasein Rumah Sakit Dievakuasi Keluar
Baca Juga
Pada Senin (12/9), Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr menandatangani perintah eksekutif yang menjadikan pemakaian masker di luar ruangan sebagai pilihan yang opsional.
Hal ini dikonfirmasi oleh Sekretaris Pers Trixie Cruz-Angeles yang mengatakan presiden telah mencabut aturan tersebut setelah ia berbicara dengan Gugus Tugas.
Namun Angeles menekankan, pencabutan aturan itu tidak berlaku bagi mereka yang masuk kelompok rentan dengan imun tubuh lemah, seperti lansia, serta mereka yang tidak dapat sepenuhnya divaksinasi.
Selain itu, dimuat Reuters, masker akan terus diperlukan di tempat-tempat di dalam ruangan, termasuk di dalam transportasi darat, udara, dan laut, serta di luar ruangan jika jarak fisik tidak dapat dipertahankan.
Menurut Sekretaris Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah Benhur Abalos, data pencabutan masker di negara lain yang tidak menyebabkan lonjakan infeksi yang signifikan selama orang-orang terus mengambil tindakan pencegahan yang lain.
Akan tetapi pencabutan mandat ini tidak begitu disambut baik oleh masyarakat Filipina. Melalui akun Twitter banyak warganet yang menyampaikan pendapatnya mengenai pencabutan masker ini.
“Bukankah seharusnya kita memperkuat dorongan vaksinasi dan memastikan pengujian dapat diakses oleh semua orang? Kami tidak dapat menerapkan ini tanpa jaring pengaman vaksin dan pengujian,” ujar salah satu warganet.
Sementara itu yang lainnya menunjukkan bahwa keputusan itu tampaknya tidak tepat waktu, mengingat negara tersebut baru-baru ini mengalami peningkatan kasus Covid-19.
Pekan lalu, Departemen Kesehatan (DOH) mengonfirmasi telah mencatat lebih dari 17 ribu kasus dari 29 Agustus hingga 4 September.
- Demam Lassa Tewaskan 13 Orang, Nigeria Berlakukan Darurat Kesehatan untuk Wilayah Benue
- China Balas Aturan Wajib Tes Covid-19 untuk Pelancong dari Korsel
- Vaksin Booster Kedua Untuk Masyarakat Umum di Mulai