Droneseed merupakan startup yang berbasis di Seattle mengklaim bakal memulihkan kembali ribuan hektar lahan yang rusak akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Amerika Serikat.
- Resmi Diluncurkan di Indonesia, Ini Spesifikasi Realme 9 Pro+ dan 9 Pro
- Indosat dan Nokia Dukung Agenda Transformasi Digital Indonesia dengan Kerja Sama Jaringan Private Wireless
- Korsel Gelar Pameran Pertahanan Terbesar, Tampilkan Drone Vertikal
Baca Juga
Kali ini, Droneseed bakal menggunakan kawanan drone untuk melakukan penanaman kembali lewat benih, bibit hingga tanaman muda dari pembibitan sendiri.
“Kami adalah toko serba ada untuk reboisasi,” kata Grant Canary, CEO DroneSeed dikutip dari CNBC, Rabu (29/6).
Dia menjelaskan, pihaknya akan menggunakan kawanan drone angkat berat untuk menyebarkannya ke seluruh tanah yang hangus. Drone menjatuhkan benih di wadah berisi, yang disebut pucks. Dimana, mereka kemudian berakar dan mulai tumbuh menjadi bibit. Pucks ini terbuat dari serat tumbuhan dan mengandung unsur-unsur tidak beracun, seperti lada pedas, untuk mencegah hewan pengerat dan mamalia lainnya.
"Memang tidak semua benih atau bibit menghasilkan pohon," katanya.
Nantinya, pembentukan benih dan tingkat pertumbuhan bervariasi di setiap lokasi proyek, karena kondisi tanah, kualitas air, tingkat medan, suhu iklim, spesies pohon, dan faktor lainnya. Teknologi drone ini sama halnya dengan segerombolan lebah, menavigasi medan kasar yang dapat membawa dan menyebarkan ribuan benih.
Setiap pesawat dapat menanam tiga perempat acre per penerbangan. Pada Oktober 2020, perusahaan itu juga mengumumkan bahwa mereka adalah yang pertama menerima persetujuan dari Administrasi Penerbangan Federal untuk jenis kegiatan penyemaian hutan ini.
“Drone ini mampu membawa muatan seberat 57 pon. Kami mengoperasikannya dalam kelompok yang terdiri dari tiga hingga lima orang, dan mereka pergi ke sana dan mereka menjatuhkan bejana benih ke lanskap di area yang telah disurvei sebelumnya,” ujarnya.
Menurutnya, kunci mereka yaitu produksi bibit. Ini menjadi penghalang utama untuk melakukan reboisasi karena masalah rantai pasokan. Pihaknya juga baru-baru ini membeli Silvaseed, salah satu bisnis benih tertua di negara ini, dan sekarang berkembang menjadi bank benih swasta terbesar di Barat, menumbuhkan jutaan benih.
Operasi perusahaan didanai sebagian oleh perusahaan yang membeli karbon offset. Salah satu pelanggan tersebut adalah Shopify, yang membeli cukup untuk menghilangkan 50 ribu metrik ton karbon dari atmosfer. Nantinya, DroneSeed bakal menanam kembali 300 hektar hutan yang hilang dalam kebakaran Beachie Creek di Oregon dua tahun lalu.
Saat ini perusahaan startup tersebut telah didukung oleh 776, Mitra DBL, Modal Sosial, Spero Ventures, dan Techstars. Bahkan, perusahaan tersebut telah mengumpulkan setidaknya 36 juta dolar AS hingga saat ini.
- Tinjau Lahan Terbakar, Kepala BNPB: Karhutla Sumsel Harus Jadi yang Terakhir
- Sempat Terbakar, Karhutla di Empat Lawang Padam Usai Hujan
- Hutan dan Lahan Perkebunan Warga di Empat Lawang Ludes Terbakar