Fatality yang kembali terjadi dalam aktivitas pertambangan di Sumsel disesalkan oleh Ketua Komisi IV DPRD Sumsel, Holda.
- Pengelolaan Tambang oleh Kampus Harus Diberi Batasan, DPRD Sumsel: Jangan Sampai Ganggu Proses Perkuliahan
- Sugico Grup Diduga Lakukan Ijon IUP yang Merugikan Negara, Kementerian ESDM dan Kejagung Didesak Segera Bertindak!
- Operasional Dua Perusahaan Tambang di Morowali Utara Dihentikan
Baca Juga
"Dengan kejadian yang berulang ini, sudah seharusnya ada langkah nyata dari pihak terkait yakni Kementerian ESDM dari sisi pengawasan guna meminimalisir hilangnya nyawa warga Sumsel," kata Holda.
Apalagi sudah berulang kali pula pihaknya mengingatkan inspektur tambang penugasan Sumsel untuk bekerja secara maksimal.
Oleh sebab itu, dalam waktu dekat pihaknya akan kembali memanggil inspektur tambang penempatan Sumsel ini untuk mendengar klarifikasi mereka.
"Kita khawatirkan ini akan berdampak lebih luas, masyarakat Sumsel menjadi takut dan punya penilaian buruk terhadap pengawasan yang mereka lakukan," kata Holda.
Sedangkan di sisi lain, pemerintah daerah punya kewenangan yang terbatas untuk hal tersebut. Apabila memang para inspektur tambang yang ditugaskan di Sumsel ini tidak bisa bekerja, maka secara tegas Holda meminta mereka untuk mundur.
"Kita akan sampaikan ke pusat untuk evaluasi mereka ini, bila diperlukan. Karena mereka ini sudah diperintahkan oleh pusat (untuk bekerja maksimal, dan sudah beberapa kali juga kita ingatkan," tegas Holda.
Setiap Satu Bulan, Satu Nyawa Melayang di Tambang Sumsel
Dalam catatan kantor Berita RMOLSumsel, setidaknya pada Februari-Juli 2022 sudah terjadi enam fatality akibat aktivitas pertambangan di Sumsel. Artinya, apabila dirata-ratakan, terjadi satu kali fatality (hilangnya nyawa) dalam setiap bulan, selama enam bulan terakhir.
Dimulai dari fatality yang terjadi di areal disposal Ariendra Utara milik PT Trimata Benua, Banyuasin pada Minggu 20 Februari 2022. Seorang pekerja kontraktor mereka dari PT Global Makara Teknik meregang nyawa terlindas buldozer. Saat itu disebutkan korban tidak fokus karena sedang bekerja sambil menggunakan headset pada malam hari.
Kedua adalah fatality yang terjadi di Site Bangko Tengah, wilayah IUP PTBA, kawasan Tanjung Enim pada Minggu 10 April 2022. Seorang pekerja las (welderman) dan subkontraktor PT Madhani Telatah Nusantara meregang nyawa, setelah mobil tangki pengangkut BBM meledak di areal workshop site tersebut.
Ketiga, giliran dua pekerja tewas setelah jatuh dari ketinggian saat melakukan pembongkaran tower di areal tambang PT Menambang Muara Enim (MME), Kecamatan Lawang Kidul, Muara Enim pada Kamis 14 April 2022. Kejadian ini hanya berselang empat hari dari ledakang di wilayah IUP PTBS sebelumnya juga di Muara Enim.
Kejadian keempat, fatality menimpa seorang pekerja di areal PT Servo Lintas Raya, tepatnya di STA 36, Kabupaten PALI pada 27 April 2022. Korban diduga tewas di tempat setelah dilindas alat berat jenis loader WA 500 yang dikendalikan operator berinisial SD.
Lalu kejadian kelima secara beruntun, fatality menyebabkan seorang buruh bongkar pasang terpal penutup truk batubara tewas terlindas iring-iringan truk angkutan batubara milik PT Gunung Mas Makmur Energi (GMME) yang melintas di jalan hauling PT Duta Bara Utama (DBU) menuju stockpile PT Royaltama Mulya Kencana (RMK). Peristiwa nahas ini terjadi Rabu 29 Juni 2022 dini hari.
- DPRD Sumsel Apresiasi Perjuangan Relawan Sosial, Janji Carikan Payung Hukum untuk Gaji
- DPRD Sumsel Apresiasi Penjualan LPG 3 Kg Melalui Pengecer, Pastikan Terjangkau bagi Masyarakat Miskin
- Universitas Muhammadiyah Palembang Siap Kelola Tambang di Sumsel, Ajukan Izin Batu Bara dan Pasir Korsa