Jadwal Derby Jatim antara Persebaya Surabaya melawan Arema FC dipastikan ditunda. Selain itu, laga panas ini tak akan dilaksanakan di wilayah Jawa Timur.
- Bakal Picu Konflik Baru, Mahfud MD Diminta Untuk Hentikan Investigasi PSSI ke Aremania
- 125 Orang Tewas di Stadion Kanjuruhan, Polisi Akan Periksa Operator hingga PT LIB
- Ratusan Orang Tewas di Stadion Kanjuruhan, Gubernur Jatim : Jangan Sampai Terulang Lagi
Baca Juga
Sedianya, laga Persebaya vs Arema digelar di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, Minggu (5/3). Namun, operator Liga 1, PT Liga Indonesia Baru (LIB), telah resmi mengumumkan penundaan laga.
Polda Jawa Timur pun telah menerima laporan penundaan pertandingan Derby Jatim tersebut. Saat ini, PT LIB masih mengatur ulang jadwal pertandingan.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto menyampaikan, pihak kepolisian menyarankan agar pertandingan digelar di luar Jatim saja.
"Sekali lagi pertandingan ini kita rekomendasikan untuk dilakukan di luar Jawa Timur, tanpa penonton," ujar Kombes Dirmanto, melalui vidio yang diterima Kantor Berita RMOLJatim, Kamis (2/3).
"Risiko pertandingan di mana suporter Persebaya dengan Arema punya sejarah rivalitas yang tinggi," imbuhnya.
Selain alasan itu, Dirmanto juga menerima laporan bahwa stadion dengan standar internasional dan akreditasi tinggi, yakni Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya masih dalam renovasi. Stadion yang berada di Benowo ini diproyeksikan menjadi venue Piala Dunia U-20.
Manajemen Persebaya sendiri telah mendapatkan kepastian penundaan pertandingan melawan Arema setelah menerima surat bernomor 084/LIB-KOM/III/2023 dari PT LIB.
"Diterima siang tadi," tulis akun Persebaya. "Operator kompetisi memutuskan status pertandingan menjadi ditunda."
Terkait kepastian pertandingan lawan Arema, manajemen Persebaya belum mendapatkan kepastian. Karena masih dijadwal ulang oleh operator.
Dalam pertandingan sebelumnya, saat Persebaya bertandang ke kandang Arema di Stadion Kanjuruhan, tim berjuluk Bajul Ijo tersebut berhasil menang dengan skor tipis 2-3.
Namun, laga tersebut harus dibayar mahal. Di mana 135 suporter Arema yang memiliki julukan Aremania atau Singo Edan harus meregang nyawa saat terjadi kerusuhan. Kejadian itu pun dikenal dengan Tragedi Kanjuruhan.
- Kejati Jatim Diminta Segera Eksekusi 2 Polisi Terpidana Kasus Kekerasan Terhadap Jurnalis Nurhadi
- Dugaan Korupsi Dana Hibah Jawa Timur, Ketua DPRD hingga Anak Buah Khofifah Diperiksa KPK
- Minta Maaf ke Korban Kanjuruhan, Jajaran Polres Malang Kota Lakukan Sujud Massal