Dampak La Nina, Musim Tanam Padi di Sumsel Mundur

ilustrasi (ist/rmolsumsel.id)
ilustrasi (ist/rmolsumsel.id)

Badai La Nina memberikan dampak terhadap lahan pertanian di Sumsel. Kondisi cuaca hujan dengan intensitas tinggi membuat musim tanam yang tadinya dilakukan Oktober dan November 2021 ini harus diundur.


“Terutama untuk lahan sawah jenis lebak atau rawa. Sebab, hujan membuat lahan akan tergenangi air yang cukup tinggi,” kata Plt Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, R Bambang Pramono, Selasa (9/11).

Bambang mengatakan, untuk mengatasi kondisi tersebut, pihaknya telah melakukan percepatan masa tanam di Agustus lalu. Harapannya, Februari atau Maret petani sudah bisa panen. “Sudah kami prediksi lebih awal. Makanya, kami melakukan percepatan tanam," ujar dia.

Curah hujan tinggi dapat menyebabkan kualitas panen padi menjadi rendah. Dinas Pertanian telah menyiapkan mekanisme pompanisasi untuk mengatur genangan air di lahan pertanian. Selain itu, bantuan pupuk dan bibit juga digelontrkan.

Bambang menambahkan, meski sudah memasuki musim hujan dan dipengaruhi La Nina pihaknya menilai lahan pertanian Sumsel masih cukup baik. Belum ada laporan tim di lapangan mengenai dampak bencana seperti banjir dan bandang terhadap lahan pertanian.

Beberapa waktu lalu, wilayah pertanian di Pasemah Air Keruh Empat Lawang sempat terendam banjir. Namun, hal itu sudah langsung ditangani dengan pemberian bantuan bibit dan alat percepatan panen.

"Memang ada lahan yang terendam, namun pertanaman yang ada masih baru tanam sekitar dua bulan, jadi belum memasuki musim panen. Jadi belum ada lahan di Sumsel yang terdampak bencana (Hidrometeorologi)," jelas dia.

Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori meminta petani maupun instansi terkait bidang pertanian  mewaspadai bencana hidrometeorologi. Menurutnya, tahun lalu luas lahan yang mengalami gagal panen ada sekitar 5.319 hektare sawah terendam banjir, enam hektare sawah gagal panen dan 281 hektare kebun terendam air.

Ansori menambahkan beberapa laporan dari kejadian banjir di sejumlah wilayah beberapa waktu terakhir telah menyebabkan kerusakan dibeberapa titik lahan pertanian dan perkebunan.

"Sudah ada laporan kerusakan lahan pertanian dan perkebunan karena banjir dan banjir bandang.  Sudah terjadi hampir seluruh Sumsel namun jumlahnya sedang kami rekapitulasi," pungkasnya.