Cuma Hujan Dua Jam, Palembang Langsung Banjir Parah

Banjir yang melanda ruas Jalan Kapten Marzuki. (mita rosnita/rmolsumsel.id)
Banjir yang melanda ruas Jalan Kapten Marzuki. (mita rosnita/rmolsumsel.id)

Hujan yang mengguyur, Rabu (29/9), selama kurang lebih dua jam sudah cukup membuat ruas jalan di Palembang mengalami banjir parah.


Pantauan Kantor Berita RMOL Sumsel, sedikitnya ada tiga titik lokasi yang mengalami banjir cukup parah. Yakni di Jalan Jenderal Sudirman tepatnya di halte Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Jalan Kapten Marzuki, dan Jalan Mayor Santoso yang berdekatan dengan TPU Kamboja.

Ketinggian genangan air di ruas jalan tersebut mencapai betis orang dewasa. Pengendara yang melintas terpaksa berhenti sampai air surut. Ada juga pengendara yang nekat melintas hingga mengalami mogok di tengah genangan air. Sebagian besar memilih putar balik mencari jalan alternatif lain.

Salah seorang pengguna jalan, Susanti, memilih untuk menunggu air surut sebelum melanjutkan perjalanan. Sebab, mahasiswa UIN Raden Fatah ini pernah mengalami mogok setelah menerobos genangan air.

“Sebelumnya aku sudah pernah mati motor gara-gara nekat melintasi jalan yang tergenang hampir sampai ke knalpot, jadi sekarang harus terpaksa menunggu,” katanya saat diwawancarai.

Mencari jalan alternatif pun bukan menjadi pilihan bagi perempuan yang bertempat tinggal di Kecamatan Jakabaring tersebut. Pasalnya, jalan alternatif lainnya juga mengalami hal yang sama.

“Mau cari alternatif juga akan sama saja, sekarang hampir semua jalan banjir. Paling ya sama saja, daripada harus keliling. Sejujurnya cukup trauma pernah dorong motor mati karena banjir ya,” tambahnya pula.

Kondisi yang sama juga dialami pengendara lainnya, Mamat (37). Saat melintas di kawasan kampus Tridinanti, dirinya terpaksa harus parkir sejenak di trotoar. “Sebetulnya mau saja lewat kayak yang lain, Cuma kalau rebutan sama mobil gini saya khawatir ombak yang dihasilkan malah buat jatuh, di depan itu saja sudah banyak yang dorong motornya. Daripada senasib, mending nunggu agak surut dikit, atau cari jalan lain,” ungkapnya.

Di lokasi terakhir, yakni kawasan Jl. Mayor Santoso, Sumardi, yang ditemani kedua tetangganya sibuk mengarahkan pengendara motor agar memutar balik. “Kalau bisa putar balik saja untuk motor, nanti ditengah malah mogok. Kalau mobil sih gakpapa,” ujarnya.

Dia menyebut, memang setiap kali hujan deras mengguyur, lokasi ini akrab dengan banjir, terlebih bila durasinya bisa sampai berjam-jam. “Inikan berasal dari air got yang meluap, ditambah kiriman (air) di atas,” tandasnya.