Importir batu bara China bakal mengurangi permintaan setelah dilaporkan mengalami kerugian tahun ini.
- Bobi Candra, Bos Tambang Ilegal Ditahan Kejari Muara Enim
- Proyek TLS Baru PTBA Berpotensi Memperparah Kemacetan di Jalur Kereta Sumsel, Warga Tuntut Solusi Cepat
- HMI Lubuklinggau Tolak Angkutan Batubara Melintas di Kota, Sebar Spanduk di 100 Titik
Baca Juga
Seperti dikutip Bloomberg pada Kamis 24 Oktober 2024, Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu Bara China (CCTD) mengatakan saat ini importir sedang berunding dengan perusahaan tambang untuk mengurangi pengiriman mulai 2025.
"Kami tidak melihat banyak perbaikan yang dapat memicu kenaikan harga tahun depan," kata analis CCTD Li Xuegang.
Pengurangan ini dilakukan setelah China mencatat rekor produksi dan impor batu bara yang menyebabkan kelebihan pasokan di negara itu yang kini sulit diatasi imbas melemahnya ekonomi, dengan harga yang hampir tidak berubah selama berbulan-bulan.
Di sisi lain, ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang dengan Amerika Serikat (AS) juga menjadi pemicu gelisah para importir.
Selain CCTD, sejumlah analis juga memprediksi penurunan impor batu bara China pada 2025. Firma konsultan Fenwei Energy Information Service Co memperkirakan penurunan tahun-ke-tahun sebesar empat persen menjadi 490 juta ton.
Pemangkasan ini diprediksi akan berimbas kepada negara pemasok batu bara terbesar ke negara tersebut, yang mencakup Indonesia, Rusia, Australia, hingga Kolombia.
- Bobi Candra, Bos Tambang Ilegal Ditahan Kejari Muara Enim
- Shin Tae-yong Tak Menduga China Terapkan Taktik Klasik
- Langkah Berat Menuju Piala Dunia: Indonesia Kalah 2-1 dari China