Buntut Dugaan Penelantaran Pasien, Tiga Nakes Puskesmas Pauh Ditarik ke Dinkes Muratara

Sekretaris Dinkes Muratara Tasman Majid. (ist/RmolSumsel.id)
Sekretaris Dinkes Muratara Tasman Majid. (ist/RmolSumsel.id)

Tiga Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bertugas di Puskesmas Pauh, Desa Pauh ditarik oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) pasca kabar viral yang menyebutkan adanya seorang ibu hamil meninggal beserta anaknya lantaran terlambat mendapatkan pertolongan ketika hendak melahirkan.


Sekretaris Dinkes Muratara Tasman Majid mengatakan, berdasarkan keterangan dari pihak Puskesmas Pauh pasien datang ke Puskesmas sekitar pukul 22.45 Wib dan keluhannya nyeri ingin melahirkan dan diterima oleh Tenaga Kesehatan (Nakes) yang bertugas dilakukan pemeriksaan baik umum maupun dalam.

Kemudian,  selanjutnya setelah mendapatkan perawatan medis sekitar pukul 01.00 WIB ada tanda tanda bukaan Delapan. Sedangkan, untuk kepala bayi belum turun dan air ketuban merembes dan bidan memasang infus kepada pasien.

Setelah itu Bidan pun bilang dengan keluarga pasien agar menunggu pembukaan lengkap.

"Berdasarkan dari penjelasan oleh pihak Puskesmas Pauh bahwa mereka itu sudah memberikan pelayanan dengan maksimal sesuai dengan SOP yang ada,"ujarnya.  Selasa (30/5)

Ia menjelaskan sekitar pukul 03.30 Wib sudah pembukaan lengkap, namun belum ada kemajuan persalinan dan pada pukul 05.00 Wib pasien dirujuk ke Rumah Sakit AR Bunda Lubuklinggau.

"Pasien dirujuk ke RS AR Bunda Lubuklinggau didampingi oleh Bidan dan diantar oleh mobil Ambulance dan sekitar pukul 09.00 Wib pasien sampai di RS AR Bunda serta meninggal dunia,"jelasnya.

Ia membeberkan sedangkan mengenai Bidan ingin tidur dulu. Sebenarnya ada miskomunikasi saja, karena maksud mereka itu menunggu karena pembukaan belum lengkap.

"Ya miskomunikasi saja,  namun ada salah juga dari Bidan itu kenapa tidurnya tidak bergantian dan tidak mesti harus tidur semua,"bebernya.

Lanjutnya ia menjelaskan bahwa keluarga pasien disuruh untuk keluar,  dikarenakan pihak keluarga menjerit dan juga ada dukun kampung.  Sehingga harus disuruh keluar dulu agar tenang dan untuk pintu bukan dikunci dari dalam karena memang kunci pintu rusak, jadi susah untuk dibuka.

"Bukannya diusir,  karena orang tua dari pasien menjerit dan juga ada dukun kampung. Sehingga disuruh untuk keluar agar bisa tenang,"katanya.

Ketika disinggung apa sanksi,? Tasman mengatakan untuk sekarang ketiga Bidan itu ditarik ke Dinkes, sedangkan sanksi yang akan diberikan pihaknya belum tahu,  karena yang memiliki kewenangan itu pimpinan.

"Yang jelas langka sekarang ketiga Bidan itu ditarik duku ke Dinkes dan selanjutnya apa sanksi yang akan diberikan kita tidak tahu, karena yang bisa memutuskan pimpinan,"tuturnya.

Masih katanya pihaknya juga sudah menurunkan tim audit,  apa memang benar mereka melayani pasien sesuai dengan SOP apa tidak.  "Sekarang tinggal menunggu dari hasil tim audit,"pungkasnya(Art)