BKKBN Sumsel Target Turunkan Angka Kelahiran di Angka 2,09, Tiga Faktor Ini Harus Diperhatikan

ilustrasi/net
ilustrasi/net

Badan kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sumsel menargetkan angka kelahiran pada tahun 2022 menjadi 2,09 dari capaian angka ditahun sebelumnya yakni 2,38.


"Kita tahun ini harus bisa menurunkan angka kelahiran total menjadi 2,09 artinya rata-rata seorang ibu atau perempuan melahirkan cukup dua orang anak saja," kata Kepala Perwakilan BKKBN Sumsel, Mediheryanto, Senin (14/3).

Menurut Medi pada tahun ini, BKKBN perlu berupaya lebih gencar lagi guna menurunkan tingkat pertumbuhan penduduk ini. "Pertumbuhan ini dipegaruhi tiga hal diantaranya migrasi, kelahiran dan kematian, inlah yang harus diperhatikan," sebutnya yang keudian menjelaskan bahwa persentase dari pertumbuhan tiga faktor tersebut harus diseimbangkan.

"Kalau faktor migrasi BKKBN tidak bisa intervensi karena itu adalah kewenangan pemerintah daerah, tapi kalau dari sisi pengendalian penduduk seperti kelahiran dan kematian, kami berikan penyadaran, mengajak para keluarga yang ada untuk mengendalikan kelahiran dengan menggunakan alat kontrasepsi," terangnya.

Dengan itu, lanjut Medi, tujuannya kedepan adalah pertumbuhan penduduk yang seimbang. Seimbang artinya antara kematian dan kelahiran totalnya sama. 

Selain itu, tren pernikahan di usia muda berdasarkan keterangan Medi menjadi dorongan atas pertumbuhan angka kelahiran di Sumsel. "Tren pernikahan usia muda di Sumsel semenjak pandemi terus mengalami peningkatan, hal ini tidak menutup kemungkinan akan menyebabkan angka kelahiran menjadi tinggi," tukasnya.

Medi juga menjelaskan bahwa sejauh ini program keluarga berencana dengan slogan dua anak lebih sehat dinilai efektif untuk mengerem laju pertumbuhan penduduk. "Apabila tidak direm, maka kepadatan penduduk malah meningkat," ungkapnya.

Diantara target diatas, Medi yakin semuanya akan tercapai apabila semua komponen baik dari sektor pemerintah dan non pemerintah bisa bersatu padu. "kalau berjalan sendiri-sendiri ini akan sulit tercapai," sambungnya.

Adapun upaya yang telah dan tengah dilakukan oleh BKKBN yakni dengan mengerahkan seluruh tim penyuluh KB yang ada di masing-masing daerah dan memasifkan peran media sosial dan media massa dalam menyampaikan informasi tersebut.

"Kita tidak kalah akal dalam hal itu, pertama perlunya peran media baik massa ataupun sosial. Kalau media bisa memberikan informasi ini tentu akan sampai, Mangkanya tadi untuk seluruh daerah teman-teman penyuluh KB beserta timnya terus melakukan sosialisasi melalui digital," tutupnya.