Beredar Isu Kelangkaan Elpiji 3 Kg, Sekda Minta Penjelasan Pertamina

Sekda Lubuklinggau Rahman Sani memimpin rapat koordinasi ketersediaan dan distribusi gas subsidi, di ruang rapat kantor Dinas Dagrin. (Dinas Kominfo Lubuklinggau/rmolsumsel.id)
Sekda Lubuklinggau Rahman Sani memimpin rapat koordinasi ketersediaan dan distribusi gas subsidi, di ruang rapat kantor Dinas Dagrin. (Dinas Kominfo Lubuklinggau/rmolsumsel.id)

Sepekan belakangan beredar kabar terjadinya kelangkaan gas elpiji 3 kilogram di Kecamatan Lubuklinggau Utara I dan Lubuklinggau Utara II. Bukan hanya sulit dicari, harganya juga mencapai Rp30.000 atau di atas harga eceran tertinggi (HET).


Merespons hal tersebut, Sekda Kota Lubuklinggau, Rahman Sani memanggil pihak terkait seperti Dinas Perdagangan dan Perindustrian dan Pertamina untuk mencari penyebab dan solusinya.

Rahman mengatakan, akhir-akhir ini beredar informasi terjadinya kelangkaan gas elpiji di kalangan masyarakat. Padahal jika dilihat dari sisi stok, sebenarnya tidak ada permasalahan.

Meski demikian, persoalan gas elpiji merupakan suatu kebutuhan di mana tak hanya menyangkut masyarakat miskin tapi juga seluruh kalangan. 

“Jangan sampai isu kelangkaan terus berkembang sehingga menimbulkan pemikiran negatif di kalangan masyarakat dan akhirnya terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan dan sinergitas (semua pihak terkait),” ujar Rahman saat memimpin rapat koordinasi mengenai ketersediaan dan distribusi gas subsidi, di ruang rapat kantor Dinas Dagrin Kota Lubuklinggau, Senin (20/9).

Asisten Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan (Ekubang) Setda Kota Lubuklinggau, Kgs Efendi Ferry menyampaikan, sebenarnya tidak ada kelangkaan gas elpiji 3 kg. Hanya saja memang distribusi ke pangkalan disesuaikan dengan kebutuhan.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Lubuklinggau, Surya Darma menyampaikan, berdasarkan data yang diperoleh dari Pertamina, ada 190.000 tabung gas yang didistribusikan untuk bulan September 2021. Sedangkan konsumsi gas rata-rata per bulan hanya di kisaran 120.000 tabung.

“Kemungkinan besar, banyak gas (subsidi) dibeli orang yang tidak berhak. Oleh karena itu, kami minta pangkalan mendata setiap orang yang membeli agar bisa diketahui orang itu mampu atau tidak,” kata Surya.

Selain itu, Surya mensinyalir adanya kemungkinan lain yakni tabung gas kuota Lubuklinggau malah beredar ke kabupaten tetangga.

Sales Branch Manager Pertamina Rayon IV, Ahad Jabbar Syaifullah menerangkan, Pertamina akan mendistribusikan sesuai dengan kuota yang ditetapkan untuk masing-masing daerah. Karena jika menambah kuota daerah yang mengalami kelangkaan, Pertamina akan merugi karena kelebihan itu tidak ditanggung negara.

Menurut Ahad Jabbar, dari komunikasi pihaknya dengan beberapa agen diketahui bahwa memang ada penumpukan pangkalan padahal jumlah penduduk di wilayah itu tidak banyak. Oleh karena itu harus ada tata ulang untuk memperkecil selisih harga antara daerah tetangga dengan harapan perbedaannya tidak terlalu mencolok.

“Pihak pangkalan menyebutkan terjadinya kelangkaan gas karena ada konsumen yang beda kelurahan membeli gas di pangkalan lainnya sehinga gas cepat habis. Agen bingung apabila tidak dikasih, masyarakat akan menuntut,” tukasnya.