Belajar Bikin Pempek Kapal Selam, Menparekraf: Sensasinya Lain, Agak Lembut-lembut 

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno belejar bikin pempek kapal selam pada kunjungan kerja ke Palembang, Kamis (30/9). (Kemenparekraf/rmolsumsel.id)
Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno belejar bikin pempek kapal selam pada kunjungan kerja ke Palembang, Kamis (30/9). (Kemenparekraf/rmolsumsel.id)

Ada momen menarik pada kunjungan kerja Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno ke Palembang, Kamis (30/9). Sandiaga terlihat belajar membuat pempek yang merupakan kuliner khas Palembang, Sumatra Selatan.


“Sensasinya lain ya, agak lembut-lembut dan ternyata membuat kapal selam cukup rumit. Di Jakarta pempek kapal selam itu menjadi salah satu jokes, kalau mau lawan orang Indonesia susah, apalagi orang Sumatera Selatan, karena kapal selam saja dimakan. Dan ini yang mudah-mudahan menjadi story telling agar produk-produk ekonomi kreatif di Palembang semakin menarik wisatawan,” kata Sandiaga pada Workshop Pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif, di Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, Palembang, Kamis (30/9).

Sandiaga pun mendorong para pelaku kuliner pempek agar dapat memperkuat produknya dari sisi kreativitas, inovasi, dan kolaborasi, agar bisa memperluas pasar. Sehingga, tidak hanya menyasar pasar domestik tapi juga pasar global.

Hal ini dikarenakan, pempek yang berbahan dasar ikan, apabila digoreng kering dan renyah, akan sangat gurih jika dipadukan dengan kuah saus hitam atau yang biasa disebut cuko. Sehingga pempek ini dapat merepresentasikan cita rasa kuliner khas nusantara.

“Kalau kita ingat Kota Palembang pasti kita ingat pempek, Sungai Musi, dan Jembatan Ampera. Ini yang harus kita kembangkan kreativitas dan inovasi untuk mengambil peluang menjadi pemenang,” ujarnya.

Selain pempek, Kota Palembang juga terkenal dengan kuliner khas lainnya seperti pindang, tekwan, laksan, dan burgo. Ragam kuliner dengan kearifan lokal ini menunjukkan subsektor kuliner Palembang sangat potensial dan harus dikembangkan. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi dengan seluruh stakeholders terkait.

Bagi para pengusaha yang sulit untuk mendapatkan akses modal usaha, Menprekraf mengarahkan untuk mendaftarkan diri menjadi nasabah PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Karena, ia yakin bahwa kemudahan akses permodalan yang diberikan oleh PNM sangat sesuai, tepat sasaran, dan tepat manfaat. Lantaran banyak pelaku usaha khususnya ibu-ibu yang sangat membutuhkan permodalan demi kelangsungan usahanya, tanpa adanya beban agunan.