Banyak Tercemar, Sungai di Sumsel Kurang Ramah untuk Ikan Belida

Ikan Belida. (kkp/rmolsumsel.id)
Ikan Belida. (kkp/rmolsumsel.id)

Menteri Kelautan dan Perikanan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Nomor 1/2021 tentang jenis ikan yang dilindungi. Dimana empat jenis ikan belida masuk di dalamnya. Keputusan tersebut dikeluarkan lantaran keberadaan ikan ini di alam liar semakin sedikit dan mendekati kepunahan. Banyak faktor yang melatari kepunahan ikan tersebut. Salah satunya habitat yang mulai rusak.


Peneliti pada Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP), Dr. Dina Muthmainnah mengatakan, ikan belida merupakan salah satu jenis ikan yang memiliki tipe bermigrasi. Pada musim-musim tertentu, ikan ini akan bergerak menuju rawa ataupun pinggiran sungai yang memiliki banyak tanaman untuk bertelur.

“Telur mereka ini menempel di kayu ataupun tanaman yang ada di pinggiran sungai ataupun kawasan rawa. Biasanya dilakukan saat musim hujan. Ketika kemarau, mereka akan bermigrasi ke sungai,” ujar Dina saat dibincangi Rabu (8/9).

Sayangnya, sejumlah daerah aliran sungai saat ini sudah mulai mengalami kerusakan. Banyak kawasan rawa yang terdegradasi lantaran banyaknya pembangunan serta penimbunan. Luasan rawa pun kian tahun kian berkurang. Sehingga, tempat ikan Belida untuk bertelur dan berkembang biak sudah tidak ada lagi.

Belum lagi dengan kondisi air sungai yang mulai banyak tercemar akibat aktivitas manusia. “Makanya ikan Belida saat ini sangat sulit untuk ditemukan. Kalau dulu banyak hidup di Sungai musi, Ogan, Lematang hingga Sungai Belido,” bebernya.

Dina menerangkan, upaya untuk melestarikan ikan ini bukan tidak dilakukan. Beberapa kali pihaknya telah melakukan penelitian atau eksperimental fishing untuk mencari indukan Belida. Namun, sangat jarang didapatkan di sungai.

“Solusi ke depan, mungkin kegiatan untuk budidaya memang harus dilakukan. Karena saat ini Belida sudah dilarang masyarakat dan industri kuliner harus cari alternatif lain,” jelasnya.

Kesulitan budidaya Belida selama ini juga terkendala karakteristik ikan belida yang merupakan ikan predator. Biaya pakan untuk ikan belida cukup mahal. Karena hanya mau makan ikan kecil, udang ataupun serangga. Sehingga, untuk kalangan peternak ikan dianggap tidak ekonomis.

Terkait populasi yang ada saat ini, Dina tidak mengetahui persis. Sebab, belum ada penelitian lanjutan soal populasi Belida di Sumsel. Ia berharap adanya dukungan masyarakat untuk melestarikan ikan ini. Salah satunya dengan tidak memburu ataupun menangkap ikan ini di alam liar. Sehingga, pelestariannya bisa tetap terjaga.

“Selain itu, masyarakat juga bisa membantu dengan melestarikan daerah di pinggiran sungai. Tempat mereka bisa hidup dan berkembang biak,” pungkasnya.