Badai PMK Melanda Palembang, Obat-Obatan Sulit Didapat

Kondisi Sapi yang didiagnosa PMK. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)
Kondisi Sapi yang didiagnosa PMK. (Humaidy Kennedy/rmolsumsel.id)

Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang tengah merebak di Kota Palembang sedikit terhambat. Hal ini karena sulitnya mendapatkan obat-obat bagi sapi yang terpapar PMK.


Hal tersebut dibenarkan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Sayuti bahwa ketersediaan obat-obat terkait PMK saat ini tengah kekurangan. Menurutnya, kondisi seperti ini tidak hanya dialami oleh Kota Palembang, melainkan daerah lainnya yang tengah menghadapi PMK.

“Kendala memang saat ini produk dari Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) saat ini tengah kosong. Kemungkinan stok yang ada telah dialihkan ke tempat yang lebih dahulu terdampak PMK,” kata Sayuti ketika dihubungi, Kamis (9/6).

Sayuti mengaku mengaku telah berkoordinasi dengan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI terkait pengadaan obat-obatan. Mengingat, jumlah sapi yang terpapar terus mengalami peningkatan sejak seminggu terakhir.

Oleh sebab itu, para peternak diminta untuk melakukan upaya-upaya pencegahan serta penanganan secara mandiri. Mulai dari menggunakan ramuan herbal, obat seperti paracetamol, hingga menjaga kebersihan hewan ternak dan kandang.

“Karena wabah ini diluar dugaan, tentu saat ini tengah dilakukan upaya maksimal. Kita juga bersama peternak tengah melakukan upaya awal secara mandiri untuk mengatasi permasalahan ini,” jelasnya.

Sayuti juga menambahkan agar peternak tidak lagi mendatangkan hewan ternak dari tempat lain. kalaupun terpaksa, harus tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Dirinya berharap, agar penanganan terkait PMK ini cepat selesai sebelum Hari Raya Iduladha. “Kita ingin terus berupaya agar ini cepat selesai, karena ini masa ingkubasinya hanya 14 hari, jadi semoga cepat selesai,” pungkasnya.