Pemerintah China bereaksi keras terhadap pernyataan Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat Robert O'Brien, yang menyebut ada kekuatan asing mengambil keuntungan dari unjukrasa terkait kematian pria kulit hitam George Floyd.
- Perintah Kader PKS, Ahmad Syaikhu: Sosialisasikan Anies Baswedan ke Pelosok Negeri
- Lukas Enembe Ditahan, Kemendagri Tunjuk Muhammad Ridwan Plh Gubernur Papua
- Buntut Pemindahan Barang Arkeologi ke Cibinong, DPRD Sumsel Minta Dikembalikan Lagi ke Palembang
Baca Juga
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China (MFA) Zhao Lijian menilai, tuduhan Amerika Serikat tersebut mengarah kepada pihaknya. Namun, menurut dia, tuduhan tersebut sangat tidak berdasar.
"Justru penyebutan pengunjuk rasa di Hong Kong sebagai pahlawan sementara pengunjuk rasa di AS sebagai perusuh jelas menunjukkan standar ganda," tutur dia seperti dilansir JPNN, Senin (1/6/2020).
Menurut Zhao, Tiongkok tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan masyarakat di dunia juga menyaksikan apa yang sedang terjadi di AS.
Oleh sebab itu, Zhao mendesak para politikus AS memikirkan urusannya sendiri. "Tiongkok menentang tindakan pelanggaran hukum dalam bentuk apa pun dan kami berharap pihak AS menyelesaikan isu-isu diskriminasi rasial domestiknya," ujarnya.
Zhao menyoroti bahwa penyebab unjuk rasa di Hong Kong dan AS sangat berbeda. "Upaya separatisme dan kekerasan merupakan tindakan yang sangat mengganggu keamanan nasional karena ada pasukan internal dan asing yang berusaha memisahkan satu negara, menggulingkan pemerintahan, dan mengorganisasikan para aktivis teroris," terang dia. [ida] [R}
- Sudah Diterbitkan Pemerintah, Perppu Ciptaker Ternyata Belum Dibahas DPR
- Sekjen PAN Pastikan Silaturahim Nasional Koalisi Indonesia Bersatu Belum Tentukan Capres dan Cawapres
- Buruh di Yogyakarta Deklarasi Dukung Anies Baswedan Jadi Presiden