Anita Geram, Pejabat Unsri Tak Penuhi Panggilan DPRD Sumsel

Pejabat Unsri tak penuhi panggilan DPRD Sumsel terkait pelcehan seksual/rmolsumsel.id
Pejabat Unsri tak penuhi panggilan DPRD Sumsel terkait pelcehan seksual/rmolsumsel.id

Pejabat Unsri tak penuhi panggilan DPRD Sumsel untuk rapat dengar pendapat terkait kasus pelecehan seksual pagi ini.


Menurut Ketua DPRD Sumsel, RA Anita Noeringhati, jajaran pimpinan Unsri tengah menggelar rapat internal terkait masalah yang sama. 

"Kami sebetulnya berharap ada pihak rektorat karena yang sangat ditunggu adalah pihak Unsri," ungkap Anita menyayangkan. 

Padahal di ruang rapat DPRD Sumsel itu telah hadir sejumlah pihak terkait kasus pelecehan seksual ini. Seperti Dinas PPPA Sumsel dan perwakilan BEM Unsri. 

Tidak hanya menyayangkan Anita berharap kasus ini betul-betul menjadi perhatian dari pihak kepolisian. Sebab, ancaman hukumannya sudah sangat jelas dan diatur dalam KUHP. 

"Untuk kasus FKIP ibarat jalan sudah terbuka lebar. Tapi untuk (kasus) Fakultas Ekonomi saya minta perhatian khusus. Jangan sampai kalah dalam argumentasi," kata Anita geram. 

Argumentasi yang dimaksud, yakni bukti dan keterangan yang memperkuat laporan korban. Sebab, dengan apa yang terjadi hari ini (tidak hadirnya pihak Unsri) mengindikasikan upaya penyelesaian kasus ini secara internal. 

Sedangkan di sisi lain, menurut kuasa hukum korban, Sri Lestari masih ada banyak lagi korban yang belum muncul. Dari proses pendampingan yang dilakukan oleh pihaknya, bahkan terungkap ada juga alumni yang telah jadi korban oknum dosesln FE itu. 

"Kalau anak-anak (Mahasiswa) ini sebutnya sudah seperti predator. Targetnya ya harus dipecat, karena tidak pantas dan tidak layak berada di kampus," Kata Sri. 

Presma BEM Unsri, Dwiki Sandy membenarkan itu. Menurutnya tidak ada tempat bagi dosen yang telah melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswinya di Unsri. 

Apalagi dalam forum rapat itu, Dwiki mengatakan jika pihaknya telah mencium gelagat dari pihak Fakultas Ekonomi untuk menghambat yudisium korban FA sebelum videonya kemudian viral. 

"Kami khawatir dan tentu akan tetap berjuang agar hal ini tidak terjadi lagi kedepan," Ujarnya.