Ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) minimal 20 persen kursi parlemen kembali diprotes. Namun kali ini datang dari partai politik (parpol) calon peserta Pemilu Serentak 2024, yakni Partai Gelora.
- 34 TKA Cina Masuk Indonesia saat PPKM, Ini Merusak Kepercayaan Publik Terhadap Pemerintah
- Anies Harus Yakinkan SBY Mau Turun Gunung
- Gerindra Harus Realistis, Lebih Baik Capreskan Anies Baswedan Ketimbang Prabowo Subianto
Baca Juga
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah mengatakan, presidential threshold yang diberlakukan kembali untuk menyaring calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) untuk Pilpres 2024 adalah permainan segelintir orang.
"Tiket lama, 20 persen (presidential threshold) sekarang beredar di pasar. Tiket-tiket ini sekarang kita enggak tahu, menurut saya tiket ini hanya 3 atau 4 dan sekarang sudah ada di kantong segelintir orang," ujar Fahri dalam sebuah video yang diunggahnya melalui akun Twitter pribadinya, yang dikutip Senin (20/6).
Lebih dari itu, mantan Wkail Ketua DPR RI ini memprediksi dampak dari pemberlakuan presidential threshold ini akan merugikan masyarakat dalam memilih pemimpinnya di Pilpres 2024 mendatang.
Sebabnya, kekinian dia sudah melihat ada pengaturan yang dilakukan oleh sejumlah pihak untuk hanya menaikkan sejumlah nama menjadi capres 2024.
"Dan lagi diatur termasuk di survei, bahwa yang akan menang si ini, si ini, dan si ini," tuturnya.
"Tiket ini nanti sesuai kemauan dan keinginan kaum oligarki, akan diputuskan tiket ini mau dipakai berapa," pungkasnya.
- Ini 5 Poin Sikap PDIP Terhadap Putusan MK
- Gugatan Kubu Amin Ditolak, 3 Hakim MK Dissenting Opinion
- Layak Pemilu Ulang, Kuasa Hukum Ganjar-Mahfud Sorot Lima Pelanggaran