Akuisisi Activision Blizzard Rp1.035 Triliun, Microsoft Diselidiki CMA

ilustrasi perusahaan Microsoft. (Istimewa/net)
ilustrasi perusahaan Microsoft. (Istimewa/net)

Otoritas Persaingan dan Pasar (CMA) Inggris memulai penyelidiki atas akuisisi Microsoft atas Activision Blizzard, yang mencapai 69 miliar dolar AS atau setara Rp1.035 triliun.


Dalam sebuah pernyataan, CMA melakukan penyelidikannya akan mempertimbangkan apakah kesepakatan itu dapat membahayakan persaingan. Seperti, melalui harga yang lebih tinggi, kualitas yang lebih rendah, atau pilihan yang berkurang. Keputusan hasil penyelidikan awal ini ditargetkan pada 1 September mendatang

Wakil presiden perusahaan dan penasihat umum Microsoft, Lisa Tanzi mengatakan pihak perusahaan tentunya akan bekerjasama dengan CMA. Bahkan, perusahaan berkomitmen menjawab pertanyaan dari regulator. Hingga akhirnya percaya tinjauan menyeluruh akan membantu kesepakatan ditutup dengan keyakinan luas, dan itu akan positif bagi persaingan.

“Kami tetap yakin kesepakatan akan ditutup pada tahun fiskal 2023 seperti yang diantisipasi sebelumnya," katanya dikutip dari CNBC.

Akibat penyelidikan tersebut, saham Microsoft dan Activision nyaris tidak bergerak pada Rabu (6/7). Sebelumnya, CMA juga tengah menyelidiki Amazon atas penggunaan data raksasa e-commerce dari penjual pihak ketiga.

Sementara itu, Ketua Komisi Perdagangan Federal, Lina Khan mengatakan pengawas AS sedang menyelidiki transaksi tersebut, Tak hanya itu, regulator persaingan Australia juga sedang meninjaunya.

Jika disetujui, akuisisi tersebut akan memiliki implikasi besar bagi industri video game senilai $190 miliar, menyerahkan kendali atas waralaba yang sangat menguntungkan termasuk Call of Duty, Candy Crush, dan Warcraft ke salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.

Microsoft berharap pembelian itu akan membantunya dalam perlombaan untuk membangun apa yang disebut metaverse, jaringan hipotetis dari dunia virtual besar. Berbagai perusahaan lain berlomba-lomba untuk mendapatkan peran, termasuk perusahaan induk Facebook Meta dan Sony.