Kalangan mahasiswa dari BEM Nusantara mengecam aksi Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi yang menjewer pelatih olahraga biliar, Khairuddin Aritonang saat acara penyerahan tali asih kepada Atlet Sumut pada PON XX Papua di Rumah Dinas Gubernur Sumut, Senin (27/12) lalu.
- Sumut Basis Banteng, Edy Rahmayadi Tetap Optimis Amin Rebut 75 Persen
- Gubernur dan Wagub Sumut Saling Sindir, Dahnil: Jaga Etika Politik, Kasihan Rakyat
- Gubernur Sumut Dukung Percepatan Rehabilitasi Mangrove
Baca Juga
Kecaman ini mereka ungkapkan lewat aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumatera Utara, Jalan Diponegoro, Medan, Rabu (29/12).
"Aksi ini menunjukkan Edy Rahmayadi merupakan sosok yang arogan dan tidak menghargai martabat orang lain," kata koordinator aksi Yusup Elpa Sagala.
Yusup menyebutkan, cara Edy Rahmayadi yang merendahkan martabat pelatih yang akrab dipanggil Choki Aritonang tersebut memperlihatkan jika ia tidak mampu menunjukkan teladan selaku seorang pemimpin. Hal ini juga menurut mereka sangat melukai hati masyarakat Sumatera Utara.
"Kalau tidak mampu memimpin Sumatera Utara sebaiknya mundur saja sekarang," ungkapnya.
Dalam aksi ini para pengunjuk rasa menyampaikan tiga tuntutan kepada Edy Rahmayadi. Pertama yakni agar Edy Rahmayadi meminta maaf kepada masyarakat Sumatera Utara, kemudian meminta maaf kepada Choki Aritonang dan meminta Edy Rahmayadi tidak mengulang aksinya agar dapat menjadi panutan bagi warga Sumatera Utara.
- Sumut Basis Banteng, Edy Rahmayadi Tetap Optimis Amin Rebut 75 Persen
- Gubernur dan Wagub Sumut Saling Sindir, Dahnil: Jaga Etika Politik, Kasihan Rakyat
- Gubernur Sumut Dukung Percepatan Rehabilitasi Mangrove