AEER: Seharusnya Tidak Ada Lagi PLTU Baru di Sumsel

PLTU di Indonesia. (kementerian esdm/rmolsumsel.id)
PLTU di Indonesia. (kementerian esdm/rmolsumsel.id)

Rencana pembangunan sejumlah PLTU baru di Sumatera Selatan (Sumsel) mulai 2023 mendatang dinilai kontradiktif dengan rencana negara yang menargetkan Indonesia bebas emisi tahun 2070. Pembangunan itu juga tidak sejalan dengan kesepakatan global untuk pencegahan perubahan iklim pada Paris Agreement.


Koordinator Perkumpulan Aksi Ekologi dan Emansipasi Rakyat (AEER), Pius Ginting berpendapat, pentingnya untuk Indonesia khususnya Sumsel untuk menutup Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dari investasi baru.

“Tidak sejalan dengan komitmen mengejar target 2070. Seharusnya tidak ada lagi PLTU baru,” ujarnya dibincangi Kantor Berita RMOLSumsel, Kamis (17/6).

Menurutnya, tanpa PLTU baru pun kondisi emisi saat ini sudah berpotensi meningkat. Daerah pertambangan eksisting akan semakin dalam dan membutuhkan alat berat yang lebih banyak dan berakibat emisi lebih besar. Lebih dari itu, keanekaragaman hayati di Sumsel akan semakin terancam.

“PLTU di Sumsel ini dampak lokalnya dua kali lebih besar dari daerah lain seperti Jawa atau Kalimantan. Sebab, PLTU dan tambangnya berada dalam satu lokasi. Beban sedimentasi sungai bertambah dan warga petani sudah mengeluh gangguan pada lahannya,” ulas dia.

Mengingat batu bara adalah sumber emisi gas rumah kaca paling intensif, AEER merekomendasikan agar pemerintah segera melakukan perubahan dari energi fosil ke sektor energi terbarukan.

Sumsel, lanjutnya, bisa mengoptimalkan potensi sungai dengan program clean development dan mitigasi. Dengan begitu, tidak perlu PLTU baru, agar Indonesia mencapai target pengurangan emisi atau Nationally Determined Contribution (NDC).

“Pemerintah harus menyadari ini. Cari cara agar menerima transfer teknologi dari negara maju. Pendanaan bisa terhambat kalau mempertahankan tambang terus. Perlu diingat bahwa beberapa kelompok industri global sudah tidak mendukung produk-produk dari PLTU,” imbuhnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, selain PLTU Sumsel 8 yang saat ini sedang proses pembangunan di Kabupaten Muara Enim, empat PLTU lainnya juga direncanakan segera direalisasikan pembangunannya. 

Plt Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumsel, Hendriansyah mengatakan, pemanfaatan energi nantinya memang akan bergeser ke energi baru dan terbarukan. Seperti pemanfaatan panas bumi, solar cell, energi angin, dan lainnya. 

“Tapi, selagi cadangan batu bara kita melimpah, akan dimanfaatkan dengan baik,” jelas Hendriansyah.