Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami deflasi sebesar 0,03% secara bulanan pada bulan Juni 2024, lebih rendah dibandingkan tingkat nasional yang mencapai 0,08%.
- Ekspor Non-Migas Sumsel Melonjak, Didominasi Sektor Industri dan Pertambangan
- BPS Ungkap Deflasi September 2024 Menjadi yang Terdalam di Lima Bulan Berturut-turut
- Tandatangani Nota Kesepakatan dengan BPS, Pj Bupati Muara Enim Dukung Pelaksanaan Kebijakan Satu Data Indonesia
Baca Juga
Data ini diungkapkan oleh Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, dalam rilis resmi hari Senin ini.
Dari analisis BPS, sebanyak 425 komoditas yang diamati, 127 di antaranya mengalami kenaikan harga, 213 komoditas lainnya stabil, sementara 85 komoditas mengalami penurunan harga.
Beberapa komoditas utama yang menjadi penyumbang deflasi di Sumsel pada bulan Juni 2024 meliputi bawang merah, tomat, bawang putih, daging ayam ras, dan ikan patin.
Wahyu juga menjelaskan bahwa dari 11 kelompok pengeluaran yang diamati, tujuh kelompok mengalami inflasi, dua kelompok mengalami deflasi, dan dua kelompok lainnya stabil.
"Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyebab utama deflasi, dengan kontribusi perubahan indeks sebesar 0,48 dan andil deflasi mencapai 0,15%," ujarnya.
Penurunan harga bawang merah dipicu oleh panen dini untuk mengantisipasi dampak banjir di beberapa sentra produksi, sedangkan penurunan harga bawang putih terjadi setelah adanya impor besar-besaran pada akhir Mei yang meningkatkan ketersediaan pasokan.
"Panen dini di beberapa sentra produksi bawang merah untuk mengurangi kerugian akibat banjir menyebabkan harga bawang merah turun," ungkapnya.
Periode Juni 2024 juga ditandai dengan momen penting seperti Hari Raya Idul Adha, kenaikan kelas, libur sekolah, dan pendaftaran peserta didik baru, yang secara signifikan meningkatkan konsumsi dan permintaan di berbagai sektor ekonomi.
Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi, mengapresiasi kontribusi BPS Sumsel dalam menyediakan data yang akurat dan relevan untuk pengukuran kinerja pemerintah daerah serta evaluasi program pembangunan.
Dia menegaskan bahwa data inflasi merupakan indikator kunci dalam pengendalian inflasi dan upaya pengentasan kemiskinan di Sumsel.
"Kami mengajak semua pihak terkait untuk memanfaatkan data ini dengan baik dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif demi kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Sumsel," katanya.
- Pinjol Ilegal Mengguncang Sumsel, Kenali Tanda dan Solusinya
- Ekspor Non-Migas Sumsel Melonjak, Didominasi Sektor Industri dan Pertambangan
- Curi Mobil di Bengkulu, Residivis Kasus Pembunuhan Ditangkap Sembunyi di Lubuklinggau