7 Tips Menjaga Kesehatan Anak Selama Sekolah Online

Pandemi Covid-19 tmenyebabkan banyak perubahan di hampir semua sektor kehidupan di Indonesia. Misalnya dalam sektor pendidikan, kini anak-anak tidak lagi dapat bersekolah seperti biasanya. Dengan adanya panduan physical distancing, kini semua kegiatan belajar-mengajar (KBM) di kelas pun diganti dengan sekolah secara online.


Dikemukakan Heskhel Wijaya, Marketing Manager PT LAPI Laboratories, pada Kamis (8/10/2020), kemajuan teknologi dengan perangkat digital (gadget) telah memungkinkan anak-anak tetap bersekolah secara online, dan bertatap muka dengan guru dan teman-temannya

Di Indonesia sendiri, jumlah pelajar yang harus bersekolah secara online mencapaai 68 juta orang dengan porsi terbesar dari jenjang Sekolah Dasar (SD), yaitu sebesar 28,5 juta siswa. Kebijakan KBM online membuat pelajar dari berbagai umur untuk terus menerus berinteraksi melalui layar elektronik.

Sejak sistem sekolah online diterapkan, terdapat peningkatan penggunaan gadget n yang sangat signifikan, terutama untuk smartphone (76%), laptop (45%), dan Smart TV (34%).

Padahal, penggunaan layar yang terlalu lama bisa mengakibatkan sindrom keletihan mata digital (asthenopia) dan meningkatkan risiko mata minus (miopia), terutama pada anak-anak. WHO telah memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi negara kelima dengan jumlah peningkatan angka miopia pada anak-anak terbanyak, yaitu 17,2% pada tahun 2050. Hal ini disebabkan karena kebiasaan anak-anak yang terlalu sering bermain gim, belajar, dan membaca melalui komputer dan layar ponsel.

Karena itu, untuk mencegahnya, dibutuhkan kesadaran dari orang tua untuk menjaga kesehatan mata anak sejak dini. Pasalnya, mata anak yang telah mengalami mata minus (miopia) memiliki risiko lebih tinggi untuk penyakit yang lebih serius di masa depan, seperti glaukoma, katarak, dan gangguan retina.

Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mata anak selama sekolah online dari rumah:

Menjaga jarak antara mata anak dan layar minimal 30 cm.

Tips ini penting untuk menjaga kelenturan mata. Ketika melihat sesuatu dari jarak dekat (kurang dari 30cm), otot mata cenderung berkontraksi dan bekerja terus-menerus, sehingga lama-kelamaan lensa mata akan semakin cembung dan berakhir dengan mata rabun jauh.

Menerapkan metode 20:20.

Setiap 20 menit anak menatap layar, ajak mereka beristirahat selama 20 detik dan melihat objek yang jauh (dengan jarak minimal 6 meter). Hal ini berguna untuk melatih kelenturan mata dan mengurangi keletihan mata digital.

Belajar dengan posisi duduk yang tegak.

Salah satu penyebab kerusakan mata adalah karena terbiasa membaca atau belajar dengan posisi tiduran, sehingga menghalangi cahaya masuk secara optimal. Untuk itu, posisi duduk tegak merupakan posisi ideal untuk menunjang cara kerja mata anak.

Mengatur pencahayaan ruangan.

Agar anak bisa belajar online dengan nyaman dan untuk menjaga kesehatan matanya, usahakan untuk memberikan pencahayaan yang cukup pada ruang belajar. Hindari sudut yang gelap dan berbayang, karena akan memaksa mata bekerja lebih keras selama berjam-jam.

Nyalakan filter blue light (sinar biru) pada gawai.

Semua layar elektronik, baik itu komputer, smartphone, maupun TV, memancarkan sinar biru yang berbahaya bagi retina mata dalam jangka panjang. Tidak hanya menyebabkan mata cepat letih, paparan terhadap sinar biru secara terus menerus bisa meningkatkan risiko anak terkena glaukoma dan penyakit retina. Oleh karena itu, pastikan untuk menyalakan fitur filter sinar biru pada semua gawai yang digunakan anak.

Rutin memberikan vitamin khusus untuk kesehatan mata anak.
"Sama seperti sistem imunitas tubuh, kesehatan mata anak juga perlu dijaga dengan rutin mengkonsumsi vitamin, seperti Eyevit Syrup," kata Heskhel Wijaya dari PT LAPI Laboratories, produsen suplemen mata Eyevit.[ida]