BEM UPB Bantah Enam Rekan Mahasiswanya dalam Kondisi Kritis

Beredar kabar sejumlah mahasiswa yang menggelar aksi tolak omnibus law UU Cipta Kerja di kawasan Jababeka, Cikarang dalam kondisi kritis pasca bentrok dengan aparat kepolisian.


Kabar tersebut secara cepat tersebar di media sosial yang memperlihatkan beberapa foto maupun video mahasiswa tergeletak di hadapan barikade polisi saat aksi.

Menanggapi hal itu, koordinator lapangan yang juga Ketua BEM FEBIS Universitas Pelita Bangsa Suhendar meluruskan kabar yang beredar.

Ia membenarkan ada enam mahasiswa yang menjadi korban represif petugas kepolisian hingga mengakibatkan luka-luka. Namun, sejauh ini tidak ada yang mengalami kondisi kritis.

"Enggak, itu hoax. Ini (mahasiswa) enggak ada yang kritis," ujar Suhendar dikonfirmasi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu malam (7/10).

Bahkan kata Suhendar, pihaknya juga meluruskan bahwa tidak ada mahasiswa Universitas Pelita Bangsa yang meninggal dunia akibat bentrokan dengan petugas kepolisian.

"Enggak ada kritis atau yang meninggal," tegas Suhendar.

Sejauh ini, ada dua mahasiswa yang tengah mendapatkan perawatan dan dalam kondisi sadar. Sedangkan empat mahasiswa lainnya sudah pulang dari rumah sakit karena hanya mengalami luka ringan.

Sebelumnya, sebanyak 1.500 mahasiswa Universitas Pelita Bangsa bergabung dengan HMI, PMII dan GMNI turut aksi bersama dengan para buruh yang menolak UU Cipta Kerja di Kabupaten Bekasi siang tadi.

Aksi tersebut berujung ricuh hingga terjadinya tindakan represif dari petugas kepolisian. Terdapat dua orang yang ditangkap dengan cara ditarik, diseret, dipukul hingga ditendang.

Namun demikian, mahasiswa yang ditangkap tersebut akhirnya dibebaskan setelah rekan-rekannya mengancam akan bertahan jika temannya yang ditangkap tidak dibebaskan.[ida]