Oh..Ini Penyebab Reza Artamevia "Sabu yang Tak Bisa Lepas"

Publik terkejut. Lagi-lagi penyanyi ternama Indonesia Reza Artamevia tersandung kasus narkotika. Juga sama, jenis sabu-sabu. Padahal sebelumnya ia tersandung kasus serupa, dan telah pula menjalani rehabilitasi.


Ada apa dengan Reza Artamevia? Mengapa dia seakan tidak kapok menggunakan narkotika? Untuk menjawab itu, simak penjelasan ahlinya berikut ini.

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menjawab hal ini melalui sebuah artikel pendek yang dikirimnya dan dilansir jpnn.com, Minggu (6/9/2020).

Pria yang menamatkan pendidikan sarjana di Fakultas Psikologi UGM ini memulai artikelnya dengan sebuah kalimat begini; Sabu Yang Tak Pernah Lepas.

Menurut Reza, ketika seseorang menjadi penyalahguna apalagi pecandu narkoba, total biaya penanganannya sekitar 15 ribu dolar/individu. Itu meliputi pengobatan, penegakan hukum, dan hilangnya produktivitas.

"Jika ditambah dengan biaya intangible, melonjak ke hampir 40 ribu dolar/orang," ucap Reza.

Dia kemudian menjelaskan bahwa ketika si mantan penyalahguna kambuh, biayanya tentu lebih tinggi lagi karena semua dosis harus dinaikkan.

"Dosis untuk mengatasi kekambuhan emosional, kekambuhan mental, dan kekambuhan fisik," tukas pakar asal Rengat, Indragiri Hulu, Riau ini.

Nah, menjawab pertanyaan soal apa yang menyebabkan seorang eks penyalahguna mengalami kekambuhan? Ada beberapa jawaban yang disampaikan Reza.

Pertama, program rehabilitasi dijalankan secara klasikal dan kurang fokus pada kondisi individual.

Kedua, detoksifikasi belum tuntas.

Ketiga, Efek samping penggunaan obat resep untuk menghentikan penyalahgunaan narkoba.

"Keempat, program tidak komprehensif dan terakhir kehidupan sehari-hari si mantan penyalahguna tidak berubah," ucap peraih gelar MCrim (Forpsych, master psikologi forensik) dari Universitas of Melbourne ini.

Karena itu, dia menilai semestinya bukan hanya seleb kambuh yang perlu ditelisik. Namun bagaimana program rehabilitasi yang ada selama ini juga patut dievaluasi.

"Hati-hati, WHO sudah mewanti-wanti, wabah Covid-19 sangat mungkin disertai atau diikuti oleh wabah masalah mental. Penyalahgunaan narkoba bisa dipandang sebagai wujud masalah mental maupun sebagai 'penawar' atas masalah mental," pungkas pria berkacamata ini.[ida]