Ekonom senior Faisal Basri mengatakan, kegagalan partai politik di parlemen menjadi salah satu jawaban mutlak dari menguatnya gerakan masyarakat sipil di tanah air. Termasuk berdirinya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang deklarasi di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat kemarin.
- Pembelian Pertalite Dibatasi, Begini Penjelasan Pertamina
- Usai Mencoblos, Keluarga Cak Imin Pose 1 Jari
- Pastikan Pengamanan KTT G20, Kapolri Tinjau Langsung Command Center
Baca Juga
Faisal mengemukakan itu saat mengisi diskusi yang digelar LP3ES bertajuk 'Pemilu dan Pilkada: Elit Recruitment dan Rasionalisasi Kepemimpinan Profesional di Daerah' Rabu (19/8/2020).
"Parpol gagal menadi wadah penyerapan aspirasi masyarakat. Sehingga memunculkan kelompok-kelompok politik diluar partai karena aspirasinya tidak tertampung di partai yang ada. Makanya kemaren deklarasi KAMI itu," ujar Faisal Basri.
Menurut dia, tidak heran apabila gerakan masyarakat sipil dan juga gelombang demonstrasi buruh hingga mahasiswa beberapa waktu terakhir terus mengalami eskalasi. Ini lantaran tidak diakomodirnya aspirasi rakyat oleh partai politik di parlemen.
"Karena masyarakat tidak terakomodasi oleh partai-partai itu," kata dia.
"Partai punya dunianya sendiri. Partai mengatakan, kan waktu Pemilu, Pilkada Pilpres kan sudah saya bayar kalian, kalian diam, dia bilang ke pemilihannya begitu. Transaksional, sekarang giliran saya bayar utang karena dulu waktu Pilkada atau Pemilu saya berutang kepada bandar-bandar," demikian Faisal Basri.[ida]
- Publik Menanti Gebrakan Komisioner KPU dan Bawaslu Terpilih
- Janji Presiden Jokowi Tak Naikkan BBM Hingga Akhir Tahun Diungkit Lagi
- Rencana Pergantian KPUD Secara Serentak di 2023 Rawan Dipolitisasi Peserta Pemilu