Pengamat: Jangan Salah Kaprah Dengan Kartu Prakerja

Awal ide Kartu Prakerja adalah memberikan bantuan berupa sejumlah dana kepada masyarakat angkatan kerja baru yang akan masuk dunia kerja di sektor formal dan informal, sambil mendapatkan pelatihan pelatihan peningkatan skill ketenaga kerjaan dan usaha berdikari nantinya.


“Di tengah pandemik Covid-19, saya pikir program Kartu Prakerja sangat dibutuhkan oleh masyarakat ,” kata Ir. Widodo Tri Sektianto. MBA, peneliti dari Institute Kajian Ekonomi dan BUMN Indonesia seperti dilansir Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (2/5).

Widodo menambahkan, pandemi Covid-19 yang memukul sektor perekonomian nasional berdampak pada meningkatnya pengangguran. Kondisi bertambah parah karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), yang juga mengurangi aktivitas produksi perekonomian dan menyebabkan pendapatan masyarakat menurun.

“Terutama masyarakat kecil dan menengah yang banyak mengandalkan aktivitas perekonomian baik yang beraktivitas sebagai pekerja di sektor formal, sektor informal ataupun sebagai pelaku usaha kecil menengah,” tambah dia.

Widodo menangkap kesan, banyak yang salah persepsi tentang program kartu Prakerja yang menganggapnya bagian dari program bantuan sosial. Demikian pula, salah kaprah terkait dana sebesar Rp5,6 triliun untuk mendapatkan pelatihan delapan perusahaan platform digital..

“Kalau saya perhatikan di tampilan website, mereka baru akan mendapatkan bayaran jika peserta program kartu Prakerja memilih dan mengambil program program pelatihan yang ditawarkan oleh delapan perusahaan platform digital itu,” ujar dia.

Dengan model demikian, kepesertaan delapan perusahaan platform digital tersebut tidak perlu untuk melakukan tender. Karena kedelapan provider platform digital tersebut juga akan saling bersaing misalnya antara ruang guru dan sekolahmu dalam menarik peserta program kartu Prakerja dengan modul modul pelatihan yang diberikan

Pekerja yang terkena PHK atau pemilik UMKM yang kurang pendapatan masyarakat akibat Covid-19, otomatis bisa ikut program Prakerja. Mereka akan mendapatkan pelatihan sebagai wiraswasta, berdagang secara online.

“Bagi angkatan kerja baru yang dari desa juga bisa melakukan usaha penjualan produk produk di pedesaan, seperti menjual hasil bumi di desa nya melalui provider digital marketing online,” tambah Widodo.

Menanggapi kritik bahwa program ini sebaikanya dihentikan. Widodo tidak sependapat.

“Program ini baru berjalan satu bulan. Belum waktunya dinilai gagal sehingga harus dihentikan. Apalagi, program ini sangat diminati oleh masyarakat di saat pandemi Covid-19,” tandas dia.