Ekonomi Sumsel Tumbuh Tinggi Tapi Angka Kemiskinannya Juga Masih Tinggi

Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) masih menjadi daerah dengan angkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di wilayah Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel), yakni 5,71%. Angka tersebut diatas rata-rata pertumbuhan nasional pada tahun 2019, yakni 5,02%.


Hanya saja, perkembangan ekonomi yang terjadi di wilayah tersebut, berbanding terbalik dengan kesejahteraan masyaratnya.

Dari data yang disampaikan, Kepala Regional 7 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumsel, Untung Nugroho, pertumbuhan ekonomi nasional 2019, tercatat sebesar 5,02%, dimana, ada dua Provinsi yang pertumbuhannya di atas nasional yaitu Sumsel 5,71% dan Lampung 5,27%.

"Sumsel menjadi salah satu wilayah dengan angka pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Hanya saja, angka tersebut berbanding terbalik dengan jumlah masyarakat miskin yang dimiliki Provinsi tersebut," ungkapnya.

Untung menerangkan, Sumsel sendiri menjadi peyumbang masyarakat miskin yang cukup besar. Dimana, angka kemiskinan di provinsi ini masih diangka dua digit, yakni 12,56% setelah Bengkulu dengan jumlah penduduk miskin 14,91%.

"Saat ini jumlah penduduk miskin nasional sebesar 9,22% dan tiga provinsi dengan angka kemiskinan diatas nasional, yaitu Bengkulu, Sumsel dan Lampung 12,3%," ujarnya saat pemaparan kegiatan pelatihan dan gathering Media Massa KR 7 Sumbagsel di Novotel Suite Malioboro Yogyakarta, Jumat (21/2/2020).

Melalui tema Regional Markket Update 2019, Kinerja Industri Jasa Keuangan Se Sumbagsel Babel, Untung menyampaikan ada beberapa catatan terhadap perkembangan ekonomi di Sumbagsel dan Bangka Belitung (Sumbagsel).

Salah satunya adalah terkait dengan tingkat inflasi terutama di bagi Lampung dan Bengkulu dengan angka inflasi diatas nasional.

Dimana, inflasi nasional 2019 (yoy) sebesar 2,72%, tiga provinsi dibawan nasional Sumatera Selatan 2,06%, Jambi 1,27% dan Kepulauan Babel 2,61%. Sedangkan, untuk Lampung 3,53% dan Bengkulu 2,91%.

"Harga bahan pokok di Lampung, Bengkulu cenderung lebih mahal," terannya.

Secara umum kontribusi sektor penyedia akomodasi dan makan minum masih sektor utama dari empat provinsi dari lima provinsi di wilayah kerja OJK KR 7 Sumbagsel, yaitu Sumsel 13,74%, Kep. Bangka Belitung 10,77%, Bengkulu 10,10% dan Lampung 10,09%.